Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembangunan Pabrik Baja US$2,54 Miliar di Kendal Dipastikan Tak Rusak Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah memastikan pembangunan pabrik baja milik perusahaan China di daerah itu tidak akan merusak lingkungan.
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong

Bisnis.com, SEMARANG -- Pemerintah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah memastikan pembangunan pabrik baja milik perusahaan China di daerah itu tidak akan merusak lingkungan.

Pabrik tersebut berada di Desa Pidodo Wetan, Kecamatan Patebon, Kendal dan memiliki nilai investasi US$2,54 miliar. Pabrik tersebut digadang-gadang menjadi yang terbesar di Asia.

Perusahaan yang berdomisili di Tangshan, Hebei itu menggandeng PT Seafer Kawasan Industri sebagai mitra di Indonesia. Seafer telah menyediakan lahan seluas 700 hektare (ha) di Patebon.

“Pabrik itu rencananya yang terbesar di Asia karena mampu menyerap 6.000-10.000 tenaga kerja. Untuk pengoperasiannya, direncanakan pada 2019," papar Bupati Kendal Mirna Annisa  dalam keterangan resmi, Senin (30/7/2018).

Dia menuturkan pihaknya telah mendapat jaminan dari Hebei Bishi Steel Group yang akan memprioritaskan warga sekitar lokasi pabrik baja di Patebon sebagai tenaga kerja.

Untuk tahap pertama, akan dibangun pabrik baja berkapasitas 3 juta ton, batu bara panas (coking coal) berkapasitas 2,4 juta ton, pembangkit listrik berkapasitas 270 MW, dan fasilitas pendukung dermaga dengan kapasitas 100 DWT.

“Yang tahap kedua, nanti akan dibangun infrastruktur penunjang, seperti pelabuhan dan jalan. Sehingga, kalau dijumlahkan secara keseluruhan nilai investasinya mencapai Rp42 triliun,” sebutnya.

Mirna menyampaikan peralatan dan mesin yang digunakan menggunakan teknologi yang canggih sehingga limbah yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan

“Analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) sudah dikantongi. Kajian Amdal-nya dilakukan oleh akademisi dari Universitas Diponegoro, sehingga benar-benar aman,” tegasnya.

Pabrik juga disebut memiliki kawasan hijau sehingga asri dan tidak mencemari lingkungan. Mirna mengaku sudah menyambangi pabrik milik perusahaan itu di China, di mana asap pabriknya tidak hitam dan pabriknya seperti berada di tengah hutan karena lingkungannya hijau.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kendal berharap keberadaan pabrik itu bisa menyerap 60%-70% tenaga kerja lokal dari daya tampung totalnya yang menyentuh 10.000 pekerja.

Hebei Bishi Steel Group juga akan membangun pelabuhan tersendiri, berbeda dengan pelabuhan yang akan dibangun oleh Pelindo bersama mitranya dari Singapura dan China di Kendal.

Adapun penandatanganan kerja sama antara Hebei Bishi Steel Group dan Seafer dilakukan di Beidahe, Hebei pada Senin (23/7). Acara itu disaksikan Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun, Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko, dan Mirna.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Kendal Prapto Utono mengatakan Kendal dipilih menjadi lokasi pabrik tersebut karena sangat strategis dan berdekatan dengan laut serta sungai.

“Karena proses pembuatan baja membutuhkan banyak air, maka lokasi ini sangat tepat. Nantinya juga akan dibangun pelabuhan untuk mempermudah proses pengiriman bahan baku," ujarnya.

Prapto berharap pembangunan pabrik ini akan mendorong pembangunan di seluruh indonesia. Pasalnya, baja dari pabrik ini dapat memenuhi kebutuhan baja nasional.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper