SEMARANG – Kebijakan DPP PDIP memecat Bupati Sumedang, Don Murdono bisa menimbulkan dampak negatif pada perolehan suara pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013.
Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Susilo Utomo, mengatakan mestinya DPP PDIP tak langsung melakukan pemecatan terhadap Don Murdono.
Kendati menurut dia, langkah DPP PDIP tidak salah, namun hendaknya pemecatan itu dilakukan setelah pelaksanaan Pilgub Jateng.
”Karena bisa menimbulkan perlawanan dari Don Murdono dan pendukungnya, sehingga bisa membawa dampak pada pilgub mendatang,” katanya di Semarang, Minggu (10/3/2013).
Meski sudah lama tinggal di Jawa Barat (Jabar) sebagai Bupati Sumedang, Don Murdono merupakan tokoh PDIP di Jateng yang masih mempunyai pendukung.
Sehingga bisa memanfaatkan momentum pemecatan dirinya sebagai bentuk tindakan kesewenang-wenangan DPP PDIP terhadap dirinya sebagai kader partai.
Mengesankan sebagai pihak yang teraniaya oleh partai. Kondisi bisa mengundang simpatik publik dan media massa.
”Banyak kejadian tokoh yang dianiaya mendapat simpati dari publik. Sepertinya Don Murdono ingin menggunakan teknik sebagai pihak teraniaya untuk memengaruhi publik,” tandasnya.
Terlebih lagi, ujar Susilo bila Don mendapatkan simpati dari Rustriningsih yang juga gagal mendapatkan rekomendasi bakal calon gubernur (cagub) dari PDIP.
Sebab, Rustriningsih yang pernah menjabat sebagai Ketua DPC PDIP Kebumen memiliki pendukung cukup banyak.
”DPP PDIP supaya segera merangkul Rustriningsih, jangan sampai mutung, karena pendukung di akar rumput masih banyak,” kata dosen FISIP Undip menyarankan.
Mengenai berapa persen penurunan suara PDIP pada pilgub Jateng mendatang, Susilo tidak bersedia mengungkapkan. ”Tak signifikan,” imbuhnya.
Diberitakan Don Murdono yang dipecat dari PDIP pada Kamis [7/3], karena mendaftar sebagai bakal calon wakil gubernur (cawagub) melalui partai politik melakukan perlawanan.
Karena menurut kakak kandung Murdoko [Ketua DPD PDIP Jateng nonaktif], dirinya merasa merasa dipinggirkan. ”Di AD/ART PDIP tidak ada aturan yang melarang kader partai diusung parpol lain pada pemilihan kepala daerah. Silahkan dibuka dan dibaca,” kata dia.
Sementara, mantan Gubernur Jateng Ali Mufiz mengatakan untuk memenangkan pilgub mendatang ditentukan dua faktor yakni figur calon dan networking.
”Punya figur baik, tapi tak punya networking atau jaringan luas ya sulit untuk menang,” katanya saat menerima kunjungan bakal cagub dari PDIP, Ganjar Pranowo di rumahnya Jl Ketileng, Kota Semarang Jumat (8/3) sore.
Sebaliknya, imbuh dia, punya networking bagus, tapi figur cagubnya kurang baik juga sulit menang. ”Jadi dua-duanya harus ada figurnya baik dan networking bagus,” ungkap Ali.
Sehingga, imbuh dia, dari tiga pasangan bakal cagub-cawagub yang memiliki dua faktor itu yang bakal memenangi pilgub. ”Partai politik bukan satu-satunya networking,” tandas dia.
Ganjar Pranowo, menyatakan kunjungan ke rumah mantan Gubernur Jateng tersebut untuk mendapatkan nasihat. ”Sebagai cah enom [anak muda] saya sowan ke rumah sesepuh Jateng Pak Ali Mufiz untuk meminta petuah.” (Insetyonoto/Donald Banjarnahor)