Bisnis.com, JAKARTA - Sikap PKS yang memilih abstain dalam Pilkada 2020 dinilai menjadi blunder dan berpotensi merusak demokrasi.
Hal itu disampaikan Ketua Tim Pemenangan Pasangan Cawali-Cawawali Solo dari jalur perseorangan, Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo), Sigit Prawoso. Sigit menyesalkan sikap politik parpol peserta pemilu tersebut.
"PKS menyatakan abstain kami sesalkan ya. Parpol yang notabene peserta pemilu, ketika ada pilkada malah abstain. Ini akan jadi blunder loh bagi dirinya, jelas. Sebab ini akan dibaca masyarakat bahwa [PKS] malah memilih abstain," ujarnya dikutip dari Solopos.com, Rabu (9/12/2020).
Sigit menilai sikap PKS Pilkada Solo tersebut membahayakan demokrasi. Sebab PKS terkesan tak menerima situasi yang terjadi di lapangan. "Munculnya calon buat dia tidak. Padahal itu sudah menjadi ketentuan dan pilihan warga," urainya.
Sigit menilai lebih tepat bila PKS tak menyatakan abstain, melainkan menyerahkan sikap politik kepada para kader. "Kembalikan ke nurani masing-masing itu jauh lebih baik. Ini bukan berarti kami kecewa mereka tak memilih bajo ya," imbuhnya.
Sementara itu, pernyataan Sigit segera mendapat tanggapan dari Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD PKS Solo, Sugeng Riyanto, Senin (7/12/2020).
Sugeng menyatakan sikap politik PKS pada Pilkada Solo 2020 sudah melalui langkah-langkah sistematis hingga mengerucut kepada sebuah keputusan.
"Sikap politik sudah melalui langkah-langkah, panjang kali lebar, kali tinggi, kemudian mengerucut kepada abstain," tuturnya.
Sugeng mengatakan DPD PKS Solo sudah melakukan musyawarah dengan mempertimbangkan berbagai hal. Ihwal adanya pihak yang menyesalkan sikap PKS, menurutnya hal itu wajar saja. "Ya mereka berhak-berhak saja. Mereka boleh begitu," urainya.
Lebih jauh, Sugeng menekankan sikap politik DPD PKS Solo bersifat komando atau perintah. Artinya jajaran struktur atau pengurus PKS dari tingkat kota, kecamatan, kelurahan, hingga kader akar rumput dan konstituen dia minta mengikuti sikap itu.