Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Rendam Cilacap, BMKG: Hujan Lebat Hingga Sangat Lebat

Selain banjir, tanah longsor juga melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Karangpucung, Jeruklegi, dan Cimanggu, Kabupaten Cilacap.
Ilustrasi - Foto udara banjir yang menggenangi enam desa di wilayah Kecamatan Kroya, Cilacap, Jateng, Kamis (19/11/2020)./Antara-Idhad Zakaria
Ilustrasi - Foto udara banjir yang menggenangi enam desa di wilayah Kecamatan Kroya, Cilacap, Jateng, Kamis (19/11/2020)./Antara-Idhad Zakaria

Bisnis.com, CILACAP - Bencana banjir terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Cilacap seperti Sidareja, Cipari, Majenang, Cipari, Wanareja, Kedungreja, Kesugihan, dan Jeruklegi.

Banjir terjadi akibat hujan yang terjadi pada Minggu (13/12) sore hingga Senin (14/12) dini hari.

Selain banjir, tanah longsor juga melanda sejumlah wilayah di Kecamatan Karangpucung, Jeruklegi, dan Cimanggu, Kabupaten Cilacap.

BMKG menyebutkan bencana tersebut terjadi akibat hujan lebat hingga sangat lebat yang terjadi pada Minggu (13/12/2020).

Hal itu disampaikan Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo.

"Curah hujan lebat hingga sangat lebat pada 13 Desember 2020 terjadi merata di Kabupaten Cilacap, Banyumas, dan Purbalingga. Bahkan, wilayah tersebut masih terus diguyur hujan pada hari berikutnya," kata Teguh di Cilacap, Senin (14/12/2020).

Menurut dia, kondisi tersebut berdampak terhadap terjadinya bencana hidrometerologi di beberapa tempat, terutama Kabupaten Cilacap.

Ia mengatakan berdasarkan data pencatatan curah hujan pada 13 Desember 2020, Kabupaten Cilacap khususnya Kecamatan Cilacap Utara tercatat 105 milimeter, Jeruklegi 146 milimeter, Kedungreja 78 milimeter, dan Stasiun Meteorologi 86 milimeter.

Sementara di Kabupaten Banyumas, khususnya Arcawinangun tercatat 106 milimeter, Gumelar 119 milimeter, Sumbang 117 milimeter, dan Baturraden 124 milimeter, sedangkan di Kabupaten Purbalingga, khususnya Kaligondang tercatat 137 milimeter dan Karanganyar 129 milimeter.

"Data pencatatan curah hujan di wilayah lainnya belum kami terima, namun secara umum curahnya lebat hingga sangat lebat," katanya.

Ia mengatakan ambang batas nilai yang digunakan untuk menentukan intensitas hujan, yakni 0 milimeter per hari masuk kategori berawan, 0,5-20 milimeter per hari masuk kategori hujan ringan, 20-50 milimeter per hari masuk kategori hujan sedang, 50-100 milimeter per hari masuk kategori lebat, 100-150 milimeter per hari masuk kategori hujan sangat lebat, dan lebih dari 150 milimeter per hari masuk kategori hujan ekstrem.

"Masyarakat masih harus waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi, karena hujan lebat masih berpotensi terjadi pada bulan Desember ini," kata Teguh.

Ia mengatakan berdasarkan rilis yang dikeluarkan BMKG Ahmad Yani Semarang, cuaca ekstrem dan curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jawa Tengah dalam tiga hari ke depan.

Cuaca esktrem pada 15 Desember 2020 berpotensi terjadi di Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Cilacap, Banyumas, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Kabupaten Magelang, Semarang, Salatiga, Wonogiri, Klaten, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Surakarta, Demak, Pati, Rembang, Kudus, Purwodadi, Blora, Cepu, dan sekitarnya.

Sementara pada 16 Desember 2020 berpotensi terjadi di Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang, Kendal, Cilacap, Purwokerto, Banyumas, Kebumen, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Kab. Magelang, Semarang, Salatiga, Ambarawa, Wonogiri, Klaten, Boyolali, Sragen, Sukoharjo, Purworejo, Demak, Karanganyar, Surakarta, Pati, Rembang, Kudus, Purwodadi, Blora, Cepu, dan sekitarnya.

Sedangkan pada 17 Desember 2020 berpotensi terjadi di Brebes, Tegal, Pekalongan, Banyumas, Purwokerto, Demak, Pati, Jepara, dan sekitarnya.

"Peringatan dini cuaca ekstrem tersebut dikeluarkan berdasarkan analisis kondisi dinamika atmosfer yang menunjukkan masih adanya shear line (belokan angin) dan konvergensi serta posisi MJO (Madden-Julian Oscillation) di maritim kontinen (Kuadran 5) yang masih berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Jawa Tengah. Selain itu, dalam beberapa hari ke depan potensi masa udara yang labil serta kelembapan udara yang cukup tinggi dari lapisan bawah hingga lapisan atas," ujar Teguh.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper