Bisnis.com, SEMARANG - Sektor manufaktur Jawa Tengah memiliki sederet pekerjaan rumah yang mesti dirampungkan pada 2025 nanti. Pasalnya, sektor usaha tersebut dibayangi oleh banyak tantangan baik dari dalam maupun luar negeri.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Ndari Surjaningsih, menyebut perbaikan struktural menjadi salah satu hal yang perlu mendapat perhatian. "Mulai perbaikan rantai pasok yang meliputi ketersediaan bahan baku lokal sebagai substitusi impor. Ini perlu dilihat karena memang banyak dari input sektor industri Jawa Tengah berasal dari impor," jelasnya dalam Bisnis Indonesia Economic Outlook 2025 di Kota Semarang, Selasa (10/12/2024).
Perbaikan struktural itu mendesak untuk dilakukan, mengingat besarnya kontribusi industri pengolahan di Jawa Tengah terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) maupun Produk Domestik Bruto (PDB). Bersama sektor usaha pertanian dan perdagangan, industri pengolahan ikut memberikan forward linkage sebesar 3,76 poin terhadap perekonomian Jawa Tengah.
Baca Juga
"Upaya mendorong perkembangan sektor industri pengolahan akan memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah," jelas Ndari.
Sayangnya, peran besar sektor manufaktur tersebut dilaporkan tengah mengalami kontraksi. Utamanya pada kelompok industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Jika selama pandemi Covid-19 kinerja TPT mengalami pertumbuhan positif hingga 8,52%, rerata pertumbuhan pasca-pandemi justru dilaporkan mengalami penurunan hingga 9,29% (year-on-year/YoY).
Ndari menjelaskan bahwa penurunan permintaan baik di pasar global maupun domestik memberikan pengaruh besar pada arus kas industri TPT di Jawa Tengah. "Karena komoditas China masuk ke pasar domestik, ini berdampak pada competitiveness produsen dalam negeri. Karena mereka tidak bisa memproduksi semurah di China," tuturnya.
Dalam konteks industri TPT, perubahan struktural ikut mencakup penyediaan bahan baku lokal sebagai substitusi impor. Pasalnya, industri TPT dikenal memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku impor. Dengan menyerap lebih banyak bahan baku lokal, Ndari berharap kinerja industri TPT Jawa Tengah bisa semakin kompetitif dan kembali bangkit.
BI juga memberikan rekomendasi lain seperti penguatan riset dan pengembangan di sektor industri hingga perluasan akses pasar. "Rekomendasi ini tidak bisa dilakukan sendirian, memang semuanya harus ada kolaborasi dan sinergi," jelas Ndari.