Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sritex Berhenti Beroperasi, Pemprov Jateng Cermati Dampak ke UMKM di Lingkungan Pabrik

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberi perhatian ke pelaku UMKM di lingkungan sekitar pabrik Sritex.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam satu acara. Pemrov Jateng mencermati perkembangan yang terjadi pascapenutupan pabrik tekstil Sri Rejeki Isman (Sritex)./Pemprov Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam satu acara. Pemrov Jateng mencermati perkembangan yang terjadi pascapenutupan pabrik tekstil Sri Rejeki Isman (Sritex)./Pemprov Jateng

Bisnis.com, KUDUS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus memantau dinamika lapangan pascapenutupan PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex. Selain memastikan nasib karyawan eks Sritex, aktivitas usaha mikro kecil dan menengah di lingkungan pabrik turut menjadi perhatian.

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan bahwa dirinya sudah menjalin komunikasi dengan Bupati Sukoharjo untuk melakukan pendataan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di sekitar lingkungan Sritex yang selama ini menggantungkan usahanya dai kegiatan operasional pabrik.

“Saya sudah koordinasi dengan Bupati [Sukoharjo] agar mendata pelaku UMKM. Nanti kita akselerasi juga agar dampak sosial bisa kita minimalisir,” ujar Luthfi.

Sebagai salah satu perusahaan tekstil terbesar di kawasan Asia, Sritex selama ini memberi pengaruh dalam aktivitas ekonomi di wilayah Sukoharjo dan sekitarnya.

Sementara itu, guna memastikan kelanjutan karyawan eks Sritex, sebanyak 22 perusahaan di Jawa Tengah siap menampung karyawan Sritex yang ingin bekerja lagi. Beberapa perusahaan bergerak di industri rokok dan tembakau.

Menurut Luthfi, jumlah karyawan Sritex yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai ribuan orang dan butuh penanganan agar tidak memunculkan dampak sosial ke masyarakat.

Oleh sebab itu, kata Luthfi perlu dilakukan kerja sama lintas sektor, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan kalangan swasta dalam mengurangi dampak sosial tersebut.

Khusus dari dunia usaha, katanya, ada satu perusahaan industri tembakau di Kudus yang siap menampung setidaknya 2.000 pekerja.

“Tadi salah satu sudah bisikin saya, siap [menyerap] 2.000-an orang [pekerja],” kata Luthfi, di sela-sela kunjungannya ke PT Djarum Oasis, Kudus, Rabu (5/3/2025) seperti dikutip dari situs resmi Pemprov Jateng.

Berdasarkan data terbaru, terdapat hampir 22 perusahaan yang siap menampung eks pekerja Sritex, manakala tidak tertampung di dunia kerja lain.

Terkait kapan hal itu akan terealisasi, Luthfi menerangkan, Pemprov Jateng sifatnya mengupayakan dan tidak menjanjikan sepenuhnya.

“10.000-an [karyawan] itu tidak gampang. Kita pilih, pilah, dan analisa. [Kami] tanya satu-satu, apalagi tidak semua [eks] karyawan Sritex berdomisili di sana. Ada juga yang dari luar Sukoharjo,” ujar mantan Kapolda Jateng tersebut.

Luthfi menambahkan, pemprov menyiapkan Balai Latihan Kerja (BLK) bila ada karyawan yang ingin bekerja mandiri. Pihaknya juga mengupayakan hak-hak pekerja, agar tersampaikan sebelum Hari Raya Idulfitri 1446 H atau Lebaran 2025.

“Terkait tunjangan jaminan hari tua [JHT], dan tunjangan pemutusan hubungan kerja, kami upayakan maksimal [terbayar] sebelum hari raya [Lebaran 2025],” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper