BSB Semarang Mengembangkan 100 Ha untuk Wilayah Industri

Bisnis.com, SEMARANG – PT Karyadeka Alam Lestari selaku pemilik dan pengembang kawasan Bukit Semarang Baru City, Kota Semarang, Jawa Tengah, mengalokasikan 100 hektare dari total 1.000 hektare lahannya untuk kawasan industri.

"Dari total sekitar 1.000 hektare lahan di BSB City yang kami miliki, sekitar 100 hektare untuk kawasan industri," kata Komisaris Utama PT Karyadeka Alam Lestari Timotius D Harsono di Semarang, Selasa (17/10/2017).

Hal tersebut diungkapkannya usai penandatanganan akta jual beli lahan di BSB City dengan Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang untuk pengembangan kampus baru di kawasan tersebut.

Menurut dia, selama ini sudah banyak industri yang tertarik masuk dan berinvestasi di kawasan BSB City, seperti BCA dari kalangan perbankan, sampai Viar yang merupakan produsen automotif nasional.

"Banyak sekali, seperti Viar yang luasannya sekitar 20 hektare. Jadi, 100 hektare lahan memang kami rancang untuk pengembangan kawasan industri total 300 hektare lahan yang sudah dikembangkan," katanya.

Ia menjelaskan pihaknya memang sudah lama melihat potensi Semarang sebagai kota yang sangat strategis karena diapit oleh Jakarta dan Surabaya, namun selama ini Semarang terkesan selalu terabaikan.

Namun, kata dia, kondisi dan situasi sosial ekonomi selalu berubah, termasuk terlihat dari kian pesatnya perkembangan yang dicapai Kota Semarang, termasuk pertumbuhan di kawasan BSB City Semarang.

"Terus terang, kami harus menunggu sampai 20 tahun untuk melihat perkembangan ini. Namun, kami sudah merancang perkembangan di kawasan BSB City dengan sedemikian rupa secara selektif," katanya.

Di antaranya, kata dia, kehadiran investor dan industri yang mengembangkan usaha di kawasan BSB City terseleksi dari keunggulan dan kualitas produknya sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat.

"Permukiman di kawasan BSB City, sekarang ini setidaknya sudah ada 6.000 unit rumah. Mereka pasti butuh belanja, makan, dan sebagainya. Infrastruktur yang ada harus betul-betul berkualitas," katanya.

Selain itu, Timotius memastikan pengembangan BSB City tetap konsisten dengan aturan tata ruang, termasuk menyisakan 40% lahan yang tidak bisa dijual untuk memastikan kualitas hidup masyarakat.