Bisnis.com, YOGYAKARTA—Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan objek wisata alam di daerah ini yang sebagian spotnya berada dalam kawasan berbahaya tidak perlu ditutup.
"Kami tidak akan menutup wisata yang rawan itu, tetapi upaya perspektif dalam pengurangan risiko bencana itu yang harus kami upayakan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Rabu (7/2/2018).
Menurut dia, di Kecamatan Dlingo khususnya Desa Mangunan banyak terdapat destinasi wisata alam yang di kawasan perbukitan, bahkan berada di tepi jurang dengan pemandangan alam sebagai daya tarik wisatawan.
Objek wisata yang ada di tepi jurang atau tebing di perbukitan itu tentu menjadi rawan atau ancaman bencananya tinggi misalnya tanah longsor ketika hujan deras, kemudian rawan jatuh bagi wisatawan ketika tidak ada pengaman yang kuat.
"Justru kami akan mendorong pengembangan semua objek wisata alam itu, namun faktor risiko bencana itu yang harus kami minimalkan, dan ini yang menjadi perhatian bersama terutama pengelola wisata," katanya.
Ia mengatakan, karena objek wisata alam di perbukitan Mangunan termasuk yang ada spot rawan bahaya sudah dikembangkan, yang perlu dilakukan pengelola adalah penyesuaian tata ruang yang sudah digambarkan dalam Perda Tata Ruang Wilayah.
"Tata Ruangnya kan sudah dibuat dan sudah ada kajiannya. Semua pengelola sudah kami undang supaya paham tata ruangnya seperti apa, juga dari faktor risikonya. Kalau itu dijalankan saya yakin akan berkembang lebih baik lagi dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengunjung," katanya.
Selain itu, kata dia, di lokasi wisata itu perlu dilengkapi dengaan rambu-rambu tanda bahaya termasuk jalur evakuasi bagi wisatawan ketika ada kejadian yang tidak diinginkan, termasuk akses jalan di kawasan wisata perlu diperhatikan.