Bisnis.com, SEMARANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah mendorong promosi potensi wisata sejarah melalui kegiatan Jasirah Race yang digelar pada 25-27 Juli 2025.
"Jasirah Race adalah semacam perlombaan untuk menelusuri destinasi wisata serta situs-situs sejarah yang ada di lima wilayah, yaitu Semarang, Tegal, Purwokerto, Solo, dan Yogyakarta. Menggunakan jalur kereta api," jelas Rahmat Dwisaputra, Kepala KPw BI Provinsi Jawa Tengah pada Jumat (25/7/2025).
Rahmat menjelaskan bahwa program Jasirah Race merupakan bagian dari penguatan fungsi Regional Investor Relation Unit (RIRU) dan implementasi pilar pariwisata Koridor Ekonomi Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata Jawa Tengah (KERIS Jateng) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Selain itu, program tersebut juga diharapkan ikut mendorong digitalisasi ekonomi daerah melalui penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS).
"Semua sektor usaha kami tumbuhkan, entah pariwisata, manufaktur, pertanian. Semuanya. Namun kami memandang pariwisata ini belum optimal. Karena kalau kita lihat, length of stay di Semarang hanya 1,2 malam. Agak ketinggalan dengan length of stay yang di Yogyakarta atau di Solo," jelas Rahmat.
Jasirah Race diikuti oleh 20 tim yang masing-masing beranggotakan 3 orang. Usai mengikuti kegiatan peluncuran di Lawang Sewu, Kota Semarang, para peserta bakal melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi kereta api menuju lima tempat. Di tempat tujuan, para peserta bakal melanjutkan perjalanannya menggunakan transportasi umum untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata sejarah.
Seperti namanya, Jasirah Race mengajak peserta untuk memanfaatkan platform pariwisata digital yang telah dikembangkan KPw BI Provinsi Jawa Tengah, yaitu aplikasi Jejak Wisata Sejarah atau Jasirah. Rahmat mengungkapkan, hingga Juli 2025, platform Jasirah telah diunduh sebanyak 5.684 kali dan dikunjungi oleh 89.922 pengguna.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Jasirah Race. Menurut Luthfi, kegiatan itu sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam melakukan pengembangan kawasan berbasis aglomerasi untuk menciptakan poros ekonomi baru di Jawa Tengah.
"Sekarang tinggal bagaimana rekan-rekan sebagai peserta bisa memviralkan, bisa membuat income daripada potensi wilayah kita khususnya Jawa Tengah. Tidak hanya kepada nasional, regional, kalau perlu ke internasional," ucap Luthfi dalam sambutannya.