Bisnis.com, BANTUL—Event Jogja Air Show yang akan diselenggarakan di Pantai Parangtritis dan Pantai Depok, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 17-18 Februari 2018 ditargetkan mampu menyedot 50.000 pengunjung.
"Tujuan kegiatan Jogja Air Show ini untuk menggaet wisatawan sebanyak-banyaknya dan tahun ini ditargetkan sebanyak 50.000 pengunjung," kata Kepala Dinas Personel (Kadispers) Lanud Adisutjipto Kolonel Pnb Andi Wijanarko saat jumpa pers di Bantul, Kamis (8/2/2018).
Menurut dia, Pelangi Nusantara Jogja Air Show merupakan event tahunan yang terselenggara atas kerja sama antara Lanud Adisutjipto, Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) DIY, dan Dinas Pariwisata DIY serta Pemerintah Kabupaten Bantul.
Andi Wijanarko yang juga Ketua Panitia Jogja Air Show 2018 mengatakan, Pelangi Nusantara Jogja Air Show diselenggarakan dalam upaya peningkatan kecintaaan masyarakat terhadap dunia kedirgantaraan sekaligus merupakan potensi wisata bagi DIY.
"Tahun kemarin (2017) dari target 40.000 pengunjung selama Jogja Air Show, tetapi realisasinya bisa mencapai sebanyak 52.000 pengunjung, namun tahun ini targetnya 50.000 pengunjung menyaksikan ajang bergengsi itu," katanya.
Ia menjelaskan, event Jogja Air Show 2018 merupakan gelaran yang ke-13, dan yang disuguhkan dalam event selama dua hari itu diantaranya paralayang dan gantole yang akan 'take off' dari bukit Watu Gupit Gunung Kidul yang kemudian mendarat di kawasan Pantai Parangtritis.
Kemudian paramotor di kawasan Pantai Parangkusumo, sedangkan atraksi dirgantara microlight, trike dan terjun payung di kawasan Pantai Depok, kemudian juga ada aeromodelling dan fotografi.
"Pentas seni juga akan disuguhkan sebagai upaya pelestarian seni dan budaya. Namun kegiatan khusus pada event ini adalah pemecahan rekor nasional terbang bersama 50 paramotor, yang tahun lalu dipecahkan sebanyak 42 paramotor di Ngawi," katanya.
Menurut dia, selain untuk menggaet wisatawan maupun memunculkan potensi sisi selatan DIY, event Jogja Air Show bertujuan agar para atlet bisa meningkatkan kualitasnya seperti di gantole yang nantinya dikemas pada kompetisi di Kejurnas.
"Jadi persaingan seperti kelamaan dalam melayang dan ketepatan mendarat bagi mereka olahraga ini merupakan persaingan tiap-tiap daerah," katanya.
