Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BNI Semarang Bidik Penyaluran KUR Rp1 Triliun

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Semarang menargetkan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Sepanjang 2018 capai Rp1 triliun. Setelah sebelumnya pada 2017 penyaluran kredit hanya di angka Rp700 miliar.

Bisnis.com, SEMARANG - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Wilayah Semarang menargetkan, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Sepanjang 2018 capai Rp1 triliun. Setelah sebelumnya pada 2017 penyaluran kredit hanya di angka Rp700 miliar.

CEO BNI Wilayah Semarang, Eben Eser Nainggolan menuturkan saat ini BNI sedang berkonsentrasi mengembangkan program pemerintah melalui KUR, dengan melakukan penyaluran kredit ke beberapa sektor produktif.

"Kami sudah memetakan beberapa sektor produktif seperti perdagangan sehingga tahun ini diharapkan target penyaluran KUR bisa lebih dari Rp1 triliun. Sebab, dengan bunga hanya 7% diharapkan banyak pelaku usaha di Jateng yang mengajukan kredit," ucapnya Minggu (25/2/2018).

BNI terus fokus kepada penyaluran KUR di Jateng dan menyasar pada daerah bagian utara yakni Kota Cepu, Kabupaten Blora, Kabupaten Brebes dan Kota Semarang.

"Kami terus maksimalkan penyaluran kredit untuk usaha di sektor usaha produktif seperti perdagangan dan para pelakunya telah kami petakan sebelumnya agar tepat sasaran," tuturnya.

Diketahui pertumbuhan kredit di BNI Semarang cukup tinggi tahun lalu pertumbuhan diatas 14%. Sementara untuk tahun ini BNI Semarang menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 20% sepanjang 2018.

"Pertumbuhan kredit kami selalu bagus tiap tahun pasti diatas pertumbuhan industri Jateng. Dengan kondisi ekonomi yang terus membaik kami optimististis target ini dapat tercapai," tambahnya.

Dia menambahkan, jika dana pada tahun 2017 telah disalurkan kepada sekitar 6239 debitur per Desember. Dan diperkirakan 2018 akan naik cukup banyak mengingat geliat ekonomi Jateng yang terus mengalami pertumbuhan.

Sementara itu, menghadapi tahun politik BNI mencoba menangkap peluang tersebut. Karena diperkirakan ekonomi tahun ini akan bergeliat seiring dengan suhu politik yang semakin memanas jelang pemilihan kepala daerah Juni nanti.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper