Bisnis.com, KLATEN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menunggu desain dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (Kemen PUPR) soal rencana proyek jalan tol Jogja-Bawen dan Solo-Jogja. Soal rencana rute yang sudah dipetakan, pemprov menyatakan masih bisa berubah.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat ditemui wartawan di Lapangan Marangan, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kamis (11/7/2019).
“Yang penting persetujuan prinsip sudah oke. Tinggal mencari penlok [penetapan lokasi] dengan desain yang sudah disiapkan. Saya sudah laporkan langsung ke presiden dan bicara dengan menteri. Ada dua yang akan dikerjakan yakni Bawen-Jogja dan Solo-Jogja,” kata Ganjar.
Desain jalan tol saat ini masih digarap Kemen PUPR. Setelah desain rampung, pemprov segera menyelesaikan penlok. Keberadaan jalan tol diharapkan menghidupkan kawasan Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) terutama ekonomi kreatif serta pariwisata.
“Ini yang kemarin kami mohonkan ke pusat untuk membantu pengembangan Jateng khususnya wilayah Borobudur raya,” kata dia.
Soal teknis, Ganjar menyerahkan ke Kemen PUPR. Pemprov menyiapkan dukungan-dukungan dari tingkat daerah. Disinggung perubahan rute saat ini, Ganjar mengatakan masih memungkinkan berubah sebelum ada penlok.
Ganjar menyatakan potensi penolakan warga jika terdampak jalan tol menjadi hal wajar. Dia menjelaskan perlu sosialisasi ke masayrakat agar tak ada pemaksaan untuk memuluskan rencana proyek jalan tol.
“Dan masyarakat mengerti akan kepentingan umum yang lebih banyak. Secara individu boleh menolak. Tetapi kalau kepentingan umum lebih banyak harus mengalah dengan cara apa? Kalau ngalah tok ya tidak boleh. Maka ada ganti. Gantinya apa? Dulu namanya ganti rugi mungkin sekarang namanya ganti untung. Tetapi harus ada tim appraisal independen yang bisa memberikan kisaran penggantian,” ungkapnya.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) jalan tol Solo-Jogja dan Jogja-Bawen, Wijayanto, mengatakan trase jalan tol sudah final setelah ada penlok. Soal kemungkinan trase berubah terkait usulan perubahan rute yang berdekatan dengan umbul di Klaten, Wijayanto mengatakan kemungkinan tersebut tergantung dari aturan yang tidak membolehkan.
“Yang jelas ada beberapa hal yang perlu kami tampung dulu dan keputusan akhir ada di Kementerian PUPR,” jelas dia.
Wijayanto menjelaskan tahapan proyek jalan tol Solo-Jogja sudah dimulai. Dokumen perencanaan proyek tersebut sudah disampaikan ke gubernur serta bupati. “Tinggal menunggu kapan diundang untuk ekspose dengan gubernur dan kami mengajukan permohonan untuk penlok,” jelas dia.
Wijayanto mengatakan konsorsium pelaksana proyek tol Solo-Jogja berharap penlok bisa rampung pada Oktober mendatang. “Sehingga tahun depan [2020] harapannya sudah berlari untuk pengadaan,” urai dia.