Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyakarta akan mendapat suntikan modal secara bertahap senilai Rp2,3 triliun hingga 2025 dari pemerintah-pemerintah daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dengan adanya suntikan modal tersebut, perseroan pun optimistis dapat tembus ke bank umum kelompok usaha (BUKU) III.
Direktur Pemasaran BPD Daerah Istimewa Yogyakarta Agus Trimurjanto menyampaikan para pemegang saham yakni pemda-pemda di DI Yogyakarta memiliki komitmen untuk dapat memperbesar modal serta kemampuan ekspansi perseroan.
"Modal inti kami per Desember 2019 sebesar Rp2,1 triliun. Rencana penambahan setoran modal dari Provinsi kabupaten kota, sesuai peraturan daerah secara bertahap sampai 2025 dengan total tambahan sebesar Rp2,3 triliun," ujarnya kepada Bisnis pada Sabtu (25/1/2020).
Agus menjelaskan penambahan modal tersebut juga bermaksud untuk menjawab rencana Otoritas Jasa keuangan yang berencana meningkatkan ambang batas modal minimum BUKU I hingga Rp3 triliun. "Dengan demikian, kami bisa memenuhi regulasi," tuturnya.
Adapun, saat ini Pemerintah Provinsi DIY telah memiliki porsi saham 51%, sedangkan 49% lainnya terbagi milik lima pemerintah kabupaten dan kota.
Agus menyebutkan kredit pada tahun lalu tumbuh 13,27% yoy dari 2018. Pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor konsumtif yang naik 19,9% yoy didominasi sektor rumah tangga.
"Sektor perdagangan urutan ke dua setelah sektor rumah tangga, sedangkan sektor yang tumbuhnya kecil dari listrik gas air dan pertambangan," ucapnya.
Target perseroan tahun ini yaitu sekitar 12% atau di atas target industri. Perseroan pun masih akan konsentrasi pada konsumsi sektor rumah tangga dan perdagangan.