Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warung Makan Lesu, Permintaan Gas Melon di Bantul Merosot meski Dijual di Bawah HET

Stok gas bersubsidi berukuran tiga kilogram (gas melon) di Bantul melimpah pada awal Ramadan ini, bahkan sampai ada yang tidak laku. Melimpahnya gas bersubsidi karena permintaan di masyarakat berkurang sebagai dampak pandemi Covid-19.
Ilustrasi: Pekerja menata tabung LPG 3 kilogram di salah satu agen gas. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi: Pekerja menata tabung LPG 3 kilogram di salah satu agen gas. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, BANTUL - Stok gas bersubsidi berukuran tiga kilogram (gas melon) di Bantul melimpah pada awal Ramadan ini, bahkan sampai ada yang tidak laku. Melimpahnya gas bersubsidi karena permintaan di masyarakat berkurang sebagai dampak pandemi Covid-19.

Seorang pemilik pangkalan gas tiga kilogram dari Dusun Lanteng, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Bantul, Anang Zainuddin mengatakan sejak tiga pekan terakhir pembeli gas bersubsidi tersebut mulai menurun. Akibatnya stok melimpah. Bahkan dia sampai menjual sisa stok gas ke luar desa bahkan sampai luar kecamatan.

Dalam seminggu Anang mendapat pasokan LPG sebanyak 100 tabung. “Baru kali ini saya menawarkan sampai ke Kecamatan Pundong dan mengantarkannya supaya gas tetap laku,” kata Anang, Kamis (23/4/2020).

Sejauh ini pengiriman dari tingkat agen diakui dia masih lancar, tetapi penyaluran sampai ke pengecer yang tersendat. Biasanya stok gas di tempat dia tiga hari habis setiap minggunya. Kali ini sisa pengiriman sebelumnya tidak habis dan sudah mendapat pasokan lagi dari agen.

Meski begitu, sejauh ini dia tidak sampai minta pengurangan pasokan gas seperti beberapa pangkalan lainnya yang sudah mengurangi pasokan setengahnya dari kuota. Pasalnya dia masih bisa menjual gas ke relasinya di luar desa dan luar kecamatan selama masih dalam satu daerah.

Soal harga jual, kata Anang, dia juga terpaksa membanting harga sampai di bawah harga eceran tertinggi (HET). Dia biasa menjual ke pengecer Rp15.500 per tabung menjadi Rp15.000 per tabung. “Yang penting terjual,” kata dia.

Dia menduga melimpahnya stok LPG karena pembeli yang berkurang terutama warung-warung makan dan usaha kecil lainnya. Anang juga menduga ada limpahan stok LPG dari wilayah kota Jogja ke Bantul sehingga stok di Bantul kian melimpah.

Kepala Dinas Perdagangan Bantul, Sukrisna Dwi Susanta membenarkan stok gas di tingkat agen dan pangkalan saat ini melimpah sebagai dampak pandemi Covid karena penggunaan di masyarakat juga berkurang, terutama warung-warung makan. “Jasa katering juga yang biasanya pakai LPG kan sekarang tidak beroperasi,” kata Sukrisna.

Kebutuhan gas tiga kilogram di Bantul setiap bulannya mencapai 800.000 tabung. Pada Ramadan kali ini Dinas Perdagangan juga tidak mengajukan kuota tambahan pasokan gas melon seperti tahun-tahun sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ujang Hasanudin
Editor : Sutarno
Sumber : Harianjogja.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper