Bisnis.com, SEMARANG — Nama besar Ahmad Jamhari sudah dikenal luas di kalangan para eksportir mebel Jawa Tengah. Dengan bendera bisnis Raisa House of Excellence, Jamhari membuktikan kemampuannya menggeluti bisnis ekspor mebel melewati berbagai tantangan.
Jamhari memulai karirnya sebagai eksportir mebel secara tidak sengaja. Awalnya, pria lulusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga tersebut bercita-cita menjadi diplomat.
“Tetapi Bapak meminta saya tidak meninggalkan Jepara, dan saya menurut untuk meneruskan dan mengembangkan usaha orangtua di bidang mebel yang saat itu sudah berjalan dengan fokus pada pasar domestik,” ujarnya saat menjadi pembicara seminar Teknologi 4.0 dalam Menciptakan Peluang Bisnis Furnitur, Jumat (30/4/2021).
Seminar tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara UMKM Gayeng Monco Negoro yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jawa Tengah pada 28 April—2 Mei 2021.
Klien pertama Jamhari adalah seorang buyer asal Prancis. Ketika itu, 1989, Jamhari baru berusia 21 tahun dan belum menyelesaikan kuliah. Akan tetapi, bekal sebagai mahasiswa program studi Hubungan Internasional membuatnya luwes berinteraksi dengan calon pembeli berkewarganegaraan asing.
“Saat itu di Jepara memang sudah mulai terbuka untuk ekspor, tapi memang belum terlalu umum. Saya beruntung karena bisa berkomunikasi dengan pembeli, dan menguasai produk mebel karena sejak kecil membantu Bapak dalam produksi,” katanya.
Baca Juga
Menurut Jamhari, ada karakteristik yang berbeda antara pasar domestik dan ekspor. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pengelolaan bisnis yang berbeda pula.
Sejak awal, Jamhari telah memutuskan untuk fokus menggarap pasar ekspor. Dia rajin melakukan riset pasar guna memproduksi barang yang sesuai dengan target pasar yang dituju.
Ciri khas produk mebel yang dihasilkan oleh Raisa House of Excellence adalah mebel klasik. Sumber inspirasinya berasal dari pendalaman materi yang dilakukan oleh Jamhari dan timnya.
“Karakteristik kami adalah replika tren furnitur klasik. Saya belajar ke museum-museum di Eropa untuk mengamati detail modelnya, desain produknya, teknik finishing, dan lain-lain,” lanjutnya.
Malang melintang di industri mebel selama lebih dari 30 tahun membuat Jamhari kerap bergaul dengan para pengusaha, termasuk Presiden Joko Widodo yang pada saat itu masih bergelut di industri yang sama.
Jamhari mengaku sering bertemu dengan Jokowi dalam acara pameran mebel baik yang diselenggarakan di dalam negeri maupun luar negeri.
Kini, produk dari Raisa House of Excellence telah beredar di banyak negara. Produk mebel asal Jepara ini telah menjangkau konsumen di berbagai negara di benua Eropa seperti Prancis, Inggris, Jerman, Norwegia dan Swedia. Juga ke Australia, Timur Tengah, dan Afrika Selatan. Di Asia, produk dari Raisa telah masuk ke Malaysia, Korea, dan China.
HYBRID MARKETING
Sebagai pengusaha kawakan, Jamhari tidak alergi terhadap tren yang berkembang. Justru, dia terus berusaha beradaptasi dengan perkembangan digital dalam segala lini.
Dalam bidang produksi, Raisa House of Excellence telah mengadopsi pendekatan produksi berbasis mesin yang terkomputerisasi. Demikian pula, dalam bidang pemasaran, Raisa juga telah memanfaatkan platform digital.
“Ke depan revolusi industri 4.0. yg mencirikannya adalah internet of things. Menjadi dimungkinkan jika teknologi komputasi berkembang sedemikian rupa, sehingga ada big data. Kokentivitas internet terus berkembang. Artificial intelligence, yang memungkinkan proses bisnis yang tidak melibatkan manusia sehingga lebih tertib dan sistematis,” terangnya.
Raisa House of Excellence telah mulai memasarkan produknya melalui website, dan menggandeng sejumlah mitra untuk turut berkolaborasi membuka peluang pasar yang baru.
Menurut Jamhari, kondisi pandemi Covid-19 bukanlah menjadi alasan untuk berhenti dan menyerah. Justru, ketika dihadapkan pada tantangan, seorang pebisnis harus terus bergerak untuk menciptakan peluang.