Pembangunan IPAL masih wacana
Kasus pencemaran Bengawan Solo diketahui merupakan persoalan klasik atau berulang.
Pada tahun 2019 lalu, kondisi serupa juga terjadi dan bahkan cukup parah.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng, Widi Hartanto mengatakan, salah satu penyebab pencemaran Bengawan Solo karena belum tersediannya instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal bagi industri alkohol di sekitar aliran sungai.
Sebelumnya, wacana pembangunan IPAL komunal sudah akan direalisasikan. Hanya saja terkendala kasus pandemi Covid-19.
“Kemarin (pembuatan IPAL komunal industri alkohol) terkendala pandemi, tapi sudah kita ajukan lagi untuk 2022. Harapannya tahun depan sudah selesai,” ungkapnya.
Dia mendata ada 92 industri kecil yang memproduksi alkohol di Sukoharjo, Jawa Tengah. Menurutnya, alkohol memiliki karakteristik limbah yang berbeda sehingga butuh penanganan khusus.
“92 Industri itu di Sukoharjo, nanti kita buatkan limbah komunal. Untuk industri ciu (alkohol) karakteristiknya memang berat, membutuhkan biaya yang sangat besar,” ujar dia.
Ganjar geram
Pencemaran air di Bengawan Solo membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo geram.
Untuk menyikapi hal itu, Ganjar mengaku akan mengambil tindakan tegas bekerjasama dengan pihak kepolisian.
“Sudah di cek, langsung rapat virtual tadi dengan Kementerian LHK [Lingkungan Hidup dan Kehutanan]. Tentu saja tim lokal sudah turun, tim nasional juga turun, nanti kita akan proses. Kita akan cari,” kata Ganjar di Rumah Dinas Puri Gedeh, Rabu (8/9/2021) malam.
Pengusutan terhadap pelaku industri yang membandel itu, kata Ganjar, perlu dilakukan agar memberikan efek jera.
Terlebih lagi, selama ini upaya persuasif dengan cara memberikan teguran sudah berulang kali dilakukan.
“Kita sudah bicara, tidak boleh ada yang main-main. Rasa-rasanya mereka ‘siluman’ yang membuang itu memang menantang pemerintah. Menurut saya ini sudah kebangetan karena tidak hanya area di Blora, di Solo juga kena. Jadi sebenarnya ini yang kita cari,” tegas Ganjar.