Bisnis.com, SOLO - Para pelaku klitih di bawah umur akan ditempatkan di sekolah khusus yang merangkap pusat rehabilitasi.
Sekolah khusus tersebut digunakan untuk menampung remaja pelaku kejahatan jalanan atau klitih, yang dianggap sudah sulit ditangani oleh sekolah umum dan keluarganya.
Selain itu, para pelaku yang lolos hukuman pidana namun terbukti melakukan klitih juga akan ditempatkan di sekolah ini.
"Kami mengusulkan sekolah terpadu ini untuk menampung mereka, khususnya yang lolos dari pidana yang menjeratnya," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Yogyakarta, Erlina Hidayati Sumardi pada Kamis (14/4/2022).
Rata-rata, para pelaku klitih yang masih di bawah umur ini dapat lolos dari jeratan hukum karena perundangan mengamanatkan diversi atau penyelesaian di luar hukum.
Kasus damai dan pengembalian pelaku ke keluarga pun dinilai tak lagi menjadi jalan yang efektif untuk memberikan efek jera.
Baca Juga
"Jadi nanti tidak bisa lagi para remaja ini dikembalikan ke sekolah atau keluarga untuk dibina, mereka wajib masuk sekolah khusus agar terpisah dari lingkarannya yang bermasalah," lanjut Erlina.
Berbeda dengan sekolah ber-asrama umumnya, sekolah yang disiapkan dengan nama Jogja Creative Care ini rencananya akan berdiri di Kecamatan Pundong, Bantul.
Nantinya, sekolah tak hanya berfokus pada sisi akademik siswa, melainkan perubahan perilaku. Pihaknya juga akan menerapkan pola pengasuhan foster care dengan konsep asrama.
Maksud foster care di sini adalah kurikulum yang disiapkan menitikberatkan pendampingan psikologis atau kejiwaan bagi siswa.
"Jadi sarananya yang disiapkan bukan kelas belajar atau pelatihan, tapi yang mendukung aspek psikologis," ujarnya.
Erlina menargetkan sekolah khusus bisa segera direalisasikan tahun ini. "Operasional sekolah itu nanti berdasarkan surat keputusan gubernur," kata dia.
Di sisi lain, Sekretaris DIY Kadarmanta Baskara Aji menambahkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X telah meminta agar sekolah terpadu itu bisa segera direalisasikan.
"Kurikulum untuk sekolah itu sedang dipersiapkan," kata Aji.
Sultan menyatakan tak ingin para remaja yang drop out dari sekolah akibat kasus hukum seperti klitih terus terjebak lingkaran kriminalitas pasca menjalani hukumannya.
"Lebih baik dirawat dan diberi kesempatan mendapat pendidikan lagi," katanya.