Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cabai dan Bawang Merah Jadi Penyebab Inflasi di Yogyakarta Lampaui Nasional

Inflasi di Kota Yogyakarta pada bulan Juli 2022 berada di angka 5,7 persen (yoy), melampaui inflasi nasional.
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti
Pedagang cabai melayani pembeli di salah satu pasar di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Eusebio Chysnamurti

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di DI Yogyakarta pada bulan Juli 2022 berada di angka 0,47 persen.

"Jika dalam tahun kalender itu sebesar 4,37 persen dan inflasi tahun ke tahun (year-on-year) dibandingkan terhadap Juli 2021 sebesar 5,7 persen," jelas Sugeng Ariyanto, Kepala BPS Provinsi DI Yogyakarta pada Senin (1/8/2022).

Melihat perkembangan di tingkat nasional, angka inflasi tersebut berada di atas nasional yang pada bulan Juli berada di 4,94 persen secara year-on-year. Namun demikian, Sugeng menyebut tren kenaikan inflasi tersebut terjadi tak hanya di Kota Yogyakarta tapi juga di seluruh kota tempat dilakukannya perhitungan Indeks Harga Konsumen (IHK).

"Kalau kita lihat berdasarkan andilnya, ada beberapa kelompok di sana yang memberikan andil inflasi, inflasi umum 0,47 persen, seperti misalnya di kelompok makanan, minuman, dan tembakau, inflasinya tercatat 1,25 persen atau memberikan andil 0,29 persen," jelas Sugeng.

Dari kelompok tersebut, bawang merah menjadi komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kota Yogyakarta. BPS Provinsi DI Yogyakarta mencatat kenaikan harga pada komoditas tersebut sudah terjadi sejak bulan Juni.

Sugeng menjelaskan bahwa peningkatan permintaan bawang merah saat perayaan Lebaran menjadi faktor pendorong kenaikan harga. "Kita bisa pahami ini karena ketika bulan Mei adalah bulan terjadinya lebaran dan kemudian Juni sudah mulai naik dan kita sudah mulai mereda kembali," jelasnya.

Naiknya harga bawang merah menyumbang inflasi sebesar 0,11 persen terhadap angka inflasi bulanan di Kota Yogyakarta. Sementara itu, secara tahunan kenaikan harga komoditas itu menyumbang inflasi sebesar 0,25 persen. Selain bawang merah, masih ada dua komoditas lain yang memiliki andil besar pada inflasi di Kota Yogyakarta.

"Komoditas kedua yang juga sangat memengaruhi inflasi adalah cabai merah, sama seperti bawang merah, komoditas ini juga sempat mengalami kenaikan cukup drastis dari bulan Mei ke Juni. Tetapi pada bulan Juni ke Juli, kenaikannya sudah relatif landai sehingga kita lihat andil inflasi bulanannya 0,08 persen. Masih relatif sama dengan bulan sebelumnya," jelas Sugeng.

Kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau khususnya pada komoditas-komoditas hortikultura memberikan dampak positif bagi pendapatan para petani di DI Yogyakarta. Terlihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) hortikultura yang berada di angka 141,50 poin atau mengalami kenaikan 5,54 persen secara month-to-month.

Sementara itu, penurunan harga emas di tingkat global ikut memengaruhi harga perhiasan di Kota Yogyakarta. Kondisi tersebut menjadikan komoditas emas perhiasan sebagai salah satu penyumbang deflasi yang cukup signifikan di wilayah tersebut. Tepatnya sebesar 0,02 persen (month-to-month) atau 0,03 persen (year-on-year).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper