Bisnis.com, JAKARTA - Solo Safari melaporkan kasus kematian yang menimpa dua gajah berusia 15 tahun pada rentang dua bulan saja yakni Juni-Agustus 2024.
Kematian dua gajah muda tersebut terbilang mendadak. Sebelumnya, Direktur Utama Taman Satwa Tari Jurug (TSTJ) Achmad Syukuri Priyanto menjelaskan bahwa dua koleksi gajah yang mati masing-masing bernama Inova dan Manohara.
Melansir RRI, pihak Solo Safari juga sempat melakukan antisipasi dengan memindahkan gajah tersebut ke kandang observasi.
"Kemudian untuk dokter hewan juga kita tambah, dari dua orang menjadi tiga orang," ucap Achmad pada Rabu (21/8/24) lalu, dikutip dari RRI.
Kini terungkap penyebab dua gajah Solo Safari tersebut meninggal secara mendadak. Disebutkan gajah terjangkit infeksi hati dan elephant endotheliotropic herpesviruses (EEHV).
Ahmad Syukri mengatakan dengan kematian dua gajah tersebut, saat ini koleksi gajah di Solo Safari tersisa dua ekor.
Baca Juga
Inova dilaporkan mati pada Mei 2014, sedangkan Manohara pada Agustus 2024.
Ahmad juga menjelaskan bahwa sebelumnya hasil observasi sudah dikirimkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
"Jadi ada keterangan dari laboratorium. Awalnya ada dugaan karena kesejahteraan satwa, kurang main, kena penyakit, dan karena pakan. Namun setelah dibawa ke laboratorium, hasilnya murni karena penyakit, kena virus," katanya, dikutip dari Antara, Selasa (3/9/24).
Terkait hal itu, pihaknya melakukan sejumlah langkah evaluasi, salah satunya menambah jumlah tim medis, yakni dokter hewan.
"Kan ada dokter spesialis. Kami menambah dokter hewan spesialis satwa liar gajah. Ada dokter Novi dari Pusat Studi Taman Safari," katanya.
Ia mengatakan dokter spesialis tersebut khusus untuk memantau satwa-satwa spesial, termasuk gajah.
Selain itu, pihaknya juga meningkatkan pengawasan pada kondisi lingkungan mengingat saat ini cuaca sedang panas.
"Kondisi ini berpengaruh ke pakan. Harus pakan segar supaya mereka nyaman seperti di habitat aslinya," katanya.