Bisnis.com, SEMARANG — Hamparan lahan tanah bengkok seluas 4,2 hektere (ha) di Dukuh Jetis, Kecamatan Gunungpati, Semarang, menjadi tempat eksperimen Sukri selama empat tahun terakhir. Dari bermacam sayur, palawija, dan tanaman pangan yang sudah diuji coba, kini ia dan tim telah menemukan celah dari budi daya bayam.
Setiap dua atau tiga hari sekali, Sukri bersama tim di bawah bendera King Fajar Sejahtera mampu memanen setidaknya 1.000 ikat sayur bayam. Seikat sayur bayam seberat kurang lebih 500 gram dijual ke pengepul dengan harga Rp700.
Berbekal keuntungan yang dihimpun dari penjualan bayam, kini Sukri tengah menabung untuk membuat greenhouse. Ada banyak ide dan rencana yang ingin dijalankan di lahan itu.
“Ibaratnya sekarang ini sudah aman dengan bayam. Sudah ketemu formula antara produksi dan pemasarannya. Kami masih mencoba budi daya yang lain agar bisa seproduktif bayam,” ujarnya, Senin (16/9/2024).
Perjalanan panjang Sukri berawal pada 2021, ketika ia mendapatkan kepercayaan untuk mengelola dana hibah dari program Desa Sejahtera Astra (DSA) yang disalurkan melalui Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati, Gunungpati, Semarang. Saat itu, Sukri yang merupakan anggota jemaah pengajian pondok diberikan modal senilai total Rp79 juta yang disalurkan secara bertahap untuk memulai usaha pertanian.
Di tahap awal, Sukri mencoba bertanam sayur mayur dan tanaman pangan di lahan milik pondok yang berada di kompleks ponpes yang berlokasi di Desa Malon tersebut. Ketika usahanya semakin berkembang, Sukri memberanikan diri untuk mengikuti lelang guna menyewa lahan bengkok milik desa. Ia juga mengajak serta warga Desa Malon untuk bekerja bersama-sama.
Baca Juga
Satu tahun pertama ia habiskan untuk mengolah lahan dari yang sebelumnya tidak terawat dan penuh ilalang, menjadi lahan pertanian yang subur dan gembur. Ia membagi lahan menjadi beberapa demplot (demonstration plot), yang kemudian digunakan untuk menanam sejumlah tanaman dengan masa tanam yang bervariasi.
Untuk menunjang kebutuhan operasional harian, Sukri memilih menanam sayuran jangka pendek seperti bayam, kangkung, dan sawi. Di bedeng yang lain, ia menanam terong dan cabai. Sepetak lahan yang lain dimanfaatkan untuk menanam jagung. Sebagai pembatas lahan, tumbuh beragam jenis pisang.
Saat ini, Sukri bersama tim King Fajar Sejahtera sedang menjajaki peluang budi daya buah durian dan alpukat. Melalui sistem kemitraan, ia telah mengamankan lahan seluas sekitar 14 hektare untuk memulai usaha tersebut.
Di luar usaha pertanian, Sukri juga memproduksi pupuk organik cair yang digunakan sendiri di lahan pertanian yang dikelola, sekaligus dijual kepada petani lain. Ia juga memperluas jaringan pemasaran melalui marketplace.
“Pupuk organik cair itu berasal dari fermentasi limbah tanaman dan sayuran kita sendiri, kemudian hasilnya digunakan untuk memupuk bayam dan tanaman lainnya. Sisanya dijual,” ujarnya.
Bergerak Bersama
Pada 2021, Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati menjadi penerima program Desa Sejahtera Astra (DSA) di Desa Malon, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Semasa hidupnya, KH Muhammad Masroni selaku pengasuh pondok pesantren tersebut terpilih sebagai penanggung jawab program.
Kyai Masroni membentuk Renjaning Bumi Leluhur (RBL) Nusantara sebagai lembaga nonprofit yang mengelola unit bisnis pondok pesantren agar pengelolaan keuangannya terpisah dari operasional yayasan. Ia menunjuk putranya, Muhammad Syafrudin sebagai penanggung jawab RBL Nusantara.
Gus Udin, sapaan akrab Syafrudin, mengingat kembali masa awal pendirian RBL Nusantara yang kala itu sedang mencari bentuk bisnis yang cocok dikerjakan dengan memberdayakan para santri pondok pesantren.
“DSA menjadi semacam pemantik untuk menggerakkan unit bisnis pesantren. Kami bersama para santri dan jemaah mencoba berbagai jenis bisnis, mulai dari pertanian, perdagangan, dan sekarang mencoba ke perkebunan,” ujarnya.
Saat ini, RBL Nusantara telah memiliki lini bisnis yang tersebar di beberapa wilayah seperti Semarang, Boyolali, Klaten, Solo, dan Bekasi. Semua lini bisnis ini kini telah menyerap 112 tenaga kerja, dan akan terus bertambah apabila lahan perkebunan telah dibuka.
Gus Udin rutin berkoordinasi dengan para santri dan jemaah pengajian untuk mengembangkan bisnis, khususnya pertanian. Ia meyakini bahwa apabila didukung oleh strategi pemasaran yang baik, juga riset dan pengembangan produk pertanian yang terus dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan pasar, maka petani bisa sejahtera.
Berbekal keyakinan tersebut, RBL Nusantara menyiapkan sepetak lahan khusus di lingkungan pondok sebagai tempat praktik para santri junior yang sedang belajar mengenai pertanian dan peternakan.
RBL Nusantara juga membuka sistem kemitraan dengan sejumlah pihak untuk mengembangkan bisnis pertanian. Di Boyolali, lembaga ini bermitra dengan jemaah yang mengelola sekitar 30 hektare lahan milik Perhutani untuk membudidayakan jagung.
Di marketplace, RBL Nusantara bermitra dengan beberapa produsen produk dan alat pertanian untuk melengkapi etalase toko. Dari beberapa toko online yang dikelola, saat ini tren penjualannya semakin meningkat.
Bagi Gus Udin, RBL Nusantara kini sudah berjalan sebagaimana cita-cita awal pendiriannya, yakni memberikan manfaat secara berkesinambungan. “Tujuan kami itu bagaimana caranya agar bisnis bisa lumintu, berjalan secara berkelanjutan.”
Desa Sejahtera Astra merupakan program yang berfokus pada pemberdayaan kewirausahaan di tingkat desa sesuai dengan potensi dan produk unggulan desa. Program ini memiliki fokus pengembangan produk unggulan desa binaan Astra melalui 3 klaster produk, yaitu pertanian dan olahannya, kelautan dan perikanan, dan wisata, kriya, dan budaya.
Hingga tahun 2024, Astra telah mengembangkan 1.196 Desa Sejahtera Astra yang tersebar di seluruh Indonesia. Astra secara konsisten mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa di seluruh Indonesia melalui Desa Sejahtera Astra, sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia. #LFAAPABISNIS2024