Bisnis.com, SEMARANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah ikut mempromosikan potensi wisata sejarah di Jawa Tengah melalui aplikasi Jasirah atau Jejak Wisata Sejarah.
Aplikasi yang pertama kali diluncurkan pada 2022 silam itu terus disosialisasikan penggunaannya, salah satunya dengan menggandeng content creator atau pegiat media sosial.
"Dia (aplikasi Jasirah) sebagai alat untuk memperkenalkan wisata sejarah di Jawa Tengah, ujung-ujungnya kegiatan ekonomi. Karena pariwisata menjadi salah satu pilar atau cara kita dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah," jelas Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra, pada Selasa (26/11/2024).
Rahmat menjelaskan bahwa hingga hari ini, aplikasi Jasirah telah dimanfaatkan oleh sekitar 28.000 pengguna. Dalam aplikasi tersebut, tersedia informasi mengenai destinasi wisata dari tiga periode sejarah Tanah Air, seperti periode Mataram Hindu-Budha, Mataram Islam, serta era Kolonial.
Akademisi ikut dilibatkan dalam proses pengembangan aplikasi tersebut. Dalam hal ini, KPw BI Provinsi Jawa Tengah menggandeng Universitas Diponegoro (Undip) untuk bisa menyediakan narasi singkat berdasarkan fakta sejarah dari situs-situs yang ditampilkan dalam aplikasi Jasirah tersebut.
"Jadi ada penjelasan panjangnya, sebagai dasar ilmiah yang ditulis, di aplikasi, yang sifatnya lebih pendek dan ringkas," jelas Rahmat.
Baca Juga
Aplikasi tersebut tak cuma menampilkan daya tarik wisata. Berbagai informasi lain juga ditampilkan seperti moda transportasi, hotel atau fasilitas penginapan lainnya, restoran, serta pusat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar destinasi wisata sejarah.
Asisi Suhariyanto, content creator yang fokus pada topik sejarah khususnya candi, menyebut bahwa kehadiran aplikasi Jasirah dapat menjadi media promosi wisata yang populer dan mudah diakses masyarakat.
"Itu bisa untuk semua kalangan, sebagai content creator saya gampang melihat data sejarahnya. Tetapi semua kalangan bisa menggunakan itu, misalnya seorang pengajar, seorang anak, siswa, atau mahasiswa juga bisa," ungkapnya.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah Defrancisco Dasilva Tavares memberikan apresiasi atas upaya promosi wisata sejarah yang dilakukan lewat aplikasi Jasirah itu. Menurutnya, informasi sejarah yang dikaitkan dengan potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah merupakan bentuk literasi yang penting untuk dipahami masyarakat.
"Ini jelas menolong kami, sehingga literasi bisa tersebar luas. Apalagi dikaitkan antara sejarah dengan pariwisata," pungkasnya.