Bisnis.com, SEMARANG - Kelompok Petani Lahan Pengganti di Desa Sembojo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, menggelar panen raya pada Selasa (6/5/2025) pagi.
Kegiatan tersebut menjadi penanda keberhasilan program pertanian di lahan pengganti yang disediakan PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) selaku pengelola Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang.
BPI mengimplementasikan program lahan pengganti sejak 2016 berdasarkan Surat Keputusan Bupati Batang No.660/404/2016 tentang Lokasi dan Penerima Lahan Pengganti Bagi Petani Penggarap Terdampak Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa Tengah 2 x 1.000 MW.
Berdasarkan dokumen tersebut, ada 32 Hektare (Ha) lahan petani penggarap yang diganti perusahaan imbas pembangunan PLTU Batang.
Dalam kegiatan panen raya yang digelar kali ini, jajaran manajemen BPI, Pemerintah Kabupaten Batang, serta Kelompok Petani Lahan Pengganti memanen padi di atas lahan seluas 1 Ha.
Dari luasan tersebut, jumlah gabah yang dihasilkan diproyeksikan mampu menyentuh angka 4,5 ton.
Baca Juga
"Ini merupakan contoh nyata komitmen kami untuk mendukung pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Bhimasena Lentera Ekonomi," ucap Direktur Operasional BPI, Naofumi Yasuda, pada Selasa (6/5/2025) di lokasi panen raya.
Naofumi menjelaskan bahwa selama lebih dari 9 tahun, lahan pengganti BPI telah mendukung penghidupan para petani penggarap dan memastikan bahwa mereka tetap menjalankan kegiatan pertanian yang telah digeluti selama ini.
"Saya mengapresiasi kerja keras para petani penggarap yang telah menghasilkan panen melimpah. Kami berharap hasil panen ini dapat memberikan pendapatan tambahan bagi petani dan mendukung ketahanan pangan lokal. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat bagi semua pihak," ujarnya.
Aryamir H. Sulasmoro, General Manager Stakeholder Relation BPI, menjelaskan bahwa beras hasil panen raya bakal diserap kembali oleh perusahaan.
Nantinya, beras tersebut akan didistribusikan kepada masyarakat pra-sejahtera dalam bentuk CSR yang ditujukan untuk memenuhi ketahanan pangan masyarakat.
"Ini adalah komitmen kami untuk memfasilitasi hulu programnya dengan menyediakan lahan, memberikan fasilitas pertanian, dan pendampingan intensif dan untuk meningkatkan pendapatan petani dan mendukung ketahanan pangan, kami berinovasi dengan menyiapkan hilir pemasaran dan penyerapan hasil pertaniannya. Selain itu, di lahan pengganti seluas 32 hektar terdapat beberapa tanaman lainnya seperti jagung, kacang, dan singkong," katanya.
Kepala Dispaperta Kabupaten Batang, yang diwakili Kepala Bidang Tanaman Pangan Rini Diana Anggriani, memberikan apresiasi atas program yang dijalankan BPI tersebut.
"Ini merupakan wujud ketahanan pangan secara nasional yang menjadi Program Presiden Prabowo Subianto. Kebijakan Presiden Prabowo terkait panen gabah yang harus diserap Bulog senilai minimal Rp.6.500,-/Kg. Saya harap dengan keberadaan BPI di Kabupaten Batang bisa senantiasa sinergi dalam mewujudkan swasembada pangan dan program-program yang dilaksanakan oleh BPI ini dapat dicontoh oleh perusahaan-perusahaan lainnya di Kabupaten Batang," ucap dia.