Bisnis.com, SEMARANG — PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Daerah Operasi (Daop) IV Semarang mencatat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi sebesar 5.567 kiloliter (kl) sepanjang periode Januari–Mei 2025. Jumlah tersebut setara dengan 36,7% dari kuota tahunan KAI Daop IV yang mencapai 15.182 kl pada tahun ini.
"Pemanfaatan BBM subsidi di Daop 4 Semarang tidak hanya menjaga tarif tetap terjangkau bagi masyarakat, khususnya untuk layanan kereta api penumpang, tetapi juga menjamin kelancaran operasional angkutan barang untuk mendukung distribusi logistik di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya," ujar Franoto Wibowo, Manajer Hubungan Masyarakat KAI Daop IV Semarang, Selasa (24/6/2025).
Franoto menjelaskan bahwa BBM subsidi tersebut telah dimanfaatkan oleh sejumlah relasi perjalanan KA di wilayah Jawa Tengah. Beberapa di antaranya adalah KA Kedung Sepur, KA Commuterline Blorasura, KA Banyu Biru, KA Banyu Biru Ekspres, KA Blora Jaya, KA Kaligung, KA Tegal Bahari, KA Ambarawa Ekspres, KA Kamandaka, KA Tawang Jaya, KA Tawang Jaya Premium, KA Menoreh, KA Ciremai, KA Gunungjati, KA Argo Merbabu, KA Argo Muria, dan KA Argo Sindoro. Sementara untuk angkutan barang, subsidi ini digunakan untuk KA Parcel, KA Petikemas, dan KA Semen.
"Kami memastikan penggunaan BBM ini dilakukan secara akuntabel melalui pelaporan terintegrasi dan pengawasan internal serta eksternal yang ketat, sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG)," kata Franoto.
Baca Juga
Selain BBM, KAI Daop IV Semarang juga mendapatkan dukungan Public Service Obligation (PSO) dalam bentuk subsidi kereta penumpang lokal. Kebijakan itu berlaku untuk KA Kedung Sepur dan KA Commuterline Blorasura dengan tarif masing-masing Rp10.000 dan Rp13.000 per perjalanan.
"Sepanjang Januari hingga Mei 2025, KA Kedung Sepur melayani 123.996 penumpang atau rata-rata 821 penumpang per hari, sementara KA Commuterline Blorasura melayani 76.619 penumpang atau rata-rata 507 penumpang per hari dari Stasiun Cepu," ungkap Franoto.
Pemberian subsidi BBM dan PSO ini tidak hanya berdampak pada keterjangkauan tarif, tetapi juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan tarif kereta yang terjangkau, masyarakat lebih mudah mengakses pusat-pusat kegiatan ekonomi, pendidikan, dan pariwisata di wilayah Daop 4 Semarang seperti Semarang, Tegal, Pekalongan, Blora, hingga Surabaya.