Bisnis.com, SEMARANG—Dinas Bina Marga Jawa Tengah menjanjikan ruas jalan provinsi di seluruh wilayahnya bakal mulus tanpa lubang saat momentum Hari Raya Idul Fitri 2018 nanti.
Hanung Triyono, Plt Kepala Dinas Bina Marga Jateng mengatakan, tahap peningkatan jalan raya saat ini baru tercapai 80%. Sedangkan untuk pemelirahaan rutin baru terealisasi 10%.Untuk perbaikan jalan sudah dilakukan sejauh 835 kilometer dari ruas jalan Brebes sampai Kabupaten Banjarnegara.
"Saat ini, kami sedang mengebut perbaikan jalan di beberapa daerah, mulai Brebes, Pantura, lingkar selatan. Kami menargetkan pada April atau saat Lebaran tiba, semua ruas jalan provinsi Jateng sudah tidak ada lubang lagi," ujar Hanung Senin (5/3/2018).
Untuk melakukan perbaikan maupun peningkatan jalan raya baru Pemprov Jateng menganggarkan Rp820 miliar. Dengan anggaran yang cukup besar Pemprov Jateng optimis jalan setempat bebas lubang.
Dia mengaku perbaikan jalan yang sedang dikerjakan akhir-akhir ini terkendala pada pemanfaatan badan jalan untuk lahan parkir dan tempat berjualan pedagang kaki lima.
"Tahun ini kami mengelontorkan dana mencapai Rp820 miliar untuk perbaikan jalan. Sehingga diharapkan tidak ada laporan lagi dari warga yang mengeluh akibat jalan rusak di daerahnya," tambahnya.
Lebih lanjut dia menegaskan adanya alih fungsi tersebut cukup merepotkan pihaknya karena telah merubah pola pengaliran air dari jalan raya menuju saluran drainase.
Hambatan lain yang ia temukan di lapangan ialah adanya cuaca ekstrem. Padahal, Ia mengklaim sampai Desember 2017 kemarin tidak ada satupun jalan raya di wilayahnya yang rusak.
"Kami mengamati selama lima tahun terakhir beban jalan sudah overload sampai 80 ton. Seharusnya kan hanya 20 ton. Makanya, untuk berberapa ruas jalan sudah ditingkatkan. Terutama pada posisi aspal lama wilayah Solo, Gemolong dan Purwodadi," katanya.
Sedangkan, Kepala Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,
Bagus Haryo Setiaji, menyoroti proyek pembangunan jalan yang selama ini mengabaikan penguatan fondasi.
Dia berpendapat bahwa seharusnya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencermati pembangunan beton sesuai standar yang berlaku. Misalnya, pada banjir di Kaligawe telah mempengaruhi kualitas beton yang gampang rusak.
"Beton selama ini jadi solusi ketika aspal gampang kelupas. Selama ini saluran air di sisi jalan beton ditanami, makanya air balik lagi ke jalan. Beton itu bisa 20 ton, jadi persoalan tonase ini agak kurang tepat. Jalan non tol itu tidak awet karena lama buat berhenti, beda dengan tol yg buat kecepatan tinggi jadi bebannya lebih ringan," katanya.