Bisnis.com, BOYOLALI—Pemerintah Kabupaten Boyolali terus meningkatkan produksi ikan air tawar dengan mengembangkan tempat Balai Benih ikan (BBI) di Desa Methuk Kecamatan Mojosongo dan Tlatar Boyolali Kota 2018.
Pengembangan dua tempat Balai Benih Ikan Methuk dan Tlatar dilakukan bertahap dan tahun ini, disiapkan dana Rp1,3 miliar, sedangkan 2017 tahap pertama sebanyak Rp3,5 miliar, kata Kepala Bidang Perikanan, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Bagiyo, di Boyolali, Rabu (9/5/2018).
Menurut Bagiyo pembangunan BBI Desa Methuk tersebut untuk untuk mengganti BBI Desa Bangak, Kecamatan Banyudono yang sudah tidak layak pakai untuk pembenihan ikan karena di sekitar lokasi pembenihan banyak berdiri pabrik yang menyebabkan kualitas airnya kurang baik.
Oleh karena itu, kata Bagiyo lokasi BBI dipindahkan ke tempat yang mendapatkan suplai air higienis, sehingga produksi benih ikan di Boyolali terus meningkat.
Bagiyo mengatakan dari dana pengembangan BBI tahun ini, sebanyak tersebut terdiri untuk Methuk hanya skeitar Rp400 juta, sedangkan Rp900 juta untuk pengembangan di Tlatar.
"Kami perkirakan dalam pengembangan BBI kedua lokasi itu, di Boyolali akan menghabiskan anggaran sekitar Rp10 miliar," kata Bagiyo.
Menurut Bagiyo produksi benih di Boyolali selama ini cukup besar yakni rata-rata sekitar 1,2 juta ekor bibit ikan nila dan lele dapat dihasilkan oleh BBI di Boyolali setiap tahunnya.
"Pengembangan BBI ini, untuk peningkatan produksi benih antara 10 hingga 20 persen per tahun," katanya.
Oleh karena itu, ujar Bagiyo, kebutuhan benih ikan di Boyolali dapat tercukupi dari hasil produksi dua BBI tersebut, dan ditambah dari Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang banyak tersebar di 19 wilayah Boyolali.
"Kami kebutuhan benih ikan nila rata-rata 1,2 juta ekor per tahun sudah cukup di Boyolali," katanya.
Namun, benih ikan lele untuk kebutuhan UPR kelompok-kelompok peternak ikan rata-rata sekitar 135 juta per tahun, dan kekurangannya didatangkan dari wilayah Jatim.