Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bata Merah Kudus Naik Akibat Tingginya Permintaan

Sejumlah pengusaha bata merah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih tetap berproduksi dan tidak mengkhawatirkan kehadiran bata hebel yang memiliki sejumlah keunggulan.
Batu hebel menjadi pesaing utama bata merah.
Batu hebel menjadi pesaing utama bata merah.

Bisnis.com, KUDUS – Sejumlah pengusaha bata merah di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih tetap berproduksi dan tidak mengkhawatirkan kehadiran bata hebel yang memiliki sejumlah keunggulan.

"Awalnya, memang banyak masyarakat yang berminat membeli bata hebel. Namun setelah berbentuk bangunan akhirnya mengetahui bahwa bata merah masih banyak peminat," kata salah seorang pengusaha bata merah di Desa Prambatan Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, Muh Toni di Kudus, Jumat (27/7/2018).

Keunggulan bata merah, kata dia, mudah menyesuaikan cuaca, dibandingkan bata hebel.

Bukti bahwa bata merah masih banyak diminati, kata dia, hingga saat ini permintaan bata merah masih cukup tinggi, bahkan banyak pengusaha bata merah kuwalahan memenuhi permintaan.

Akibatnya, lanjut dia, harga jual bata merah saat ini terdongkrak naik menjadi Rp700 per buahnya, dibandingkan sebelumnya hanya berkisar Rp600-an per buahnya.

Cuaca saat ini sangat mendukung. Jika sebelumnya proses pengeringan batu merah membutuhkan waktu hingga sepekan, kata dia, saat ini cukup tiga hari bisa kering, sehingga proses cetak bata merah bisa berlangsung secara kontinu.

Dalam sehari, dia mengaku, mampu membuat 1.500 bata merah. Karena proses pengeringannya lebih cepat, kata dia, pembakaran bata merah juga bisa dikerjakan setelah terkumpul 20.000 bata merah.

Yanto, pembuat bata merah lainnya mengakui cuaca panas seperti sekarang proses cetak bata merah bisa ditingkatkan dari sebelumnya 1.500 buah, kini mencapai 2.000 buah per harinya.

Apalagi, lanjut dia, proses pengeringannya juga cepat karena hanya membutuhkan waktu tiga hari, dibandingkan sebelumnya mencapai sepekan.

Ia mengakui permintaan bata merah saat sekarang melonjak, bahkan pasokannya belum seimbang dengan permintaan sehingga harga jual di pasaran juga naik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper