Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Bank Indonesia memperkuat langkah mitigasi terhadap krisis produksi pangan yang dipicu oleh banjir dan serangan hama di Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak.
Sinergi ini digagas untuk memastikan pasokan beras tetap stabil dan menjaga inflasi pangan tetap rendah. Kolaborasi tersebut dilakukan dengan memulihkan sawah terdampak banjir di Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan serta revitalisasi jaringan irigasi di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, pada Kamis (3/7/2025).
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyebut kompleksitas permasalahan pertanian yang terjadi di wilayah pesisir utara tersebut. "Ini permasalahannya banyak, saat ini kita juga harus menurunkan kampus yang punya ilmu tentang bagaimana menanggulangi hama. Tadi ternyata gagal panen ini bukan satu-satunya dari banjir, akan tetapi juga hama tikus," ucap Taj Yasin.
Sektor pertanian menjadi penting untuk mendapatkan penanganan, terlebih dengan posisi Jawa Tengah sebagai sentra produksi padi terbesar kedua setelah Jawa Timur. Taj Yasin menyebut, pada tahun 2024, Jawa Tengah berhasil memproduksi 8.891.297 ton Gabah Kering Giling (GKG) dimana Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan menjadi dua dari lima sentra produksi padi terbesar.
Kabupaten Demak menyumbang 7,98% dari total produksi padi di Jawa Tengah pada tahun 2024. Sementara di Kabupaten Grobogan, kontribusinya mencapai 10,12%. Namun demikian, pada Semester I/2025, kedua wilayah itu menghadapi permasalahan yang diakibatkan banjir sebagai dampak curah hujan tinggi dan sedimentasi di saluran irigasi. Tercatat seluas 787 Ha sawah di Kabupaten Demak dan 252 Ha sawah di Kabupaten Grobogan tergenang banjir.
"Banjir Grobogan ini enggak bisa bicara Grobogan saja, ada Kabupaten Semarang yang punya Waduk Jragung, itu turunannya harus kita jaga. Mulai kita tanami pohon-pohon yang besar seperti pisang, dan lain sebagainya. Selain kita juga normalisasi," ucap Taj Yasin.
Untuk mendukung upaya pemulihan tersebut, kolaborasi lintas sektor dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Di Kabupaten Grobogan, Kementerian Pertanian telah mendistribusikan 13.625 kg benih padi yang diperuntukan bagi 545 hektare (Ha) lahan terdampak banjir di Kabupaten Grobogan serta 28.450 kg benih untuk 1.138 Ha sawah di Kabupaten Demak.
Sementara itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan berupa pompa air, rice transplanter, serta rumah burung hantu untuk petani di dua wilayah tersebut. Tak hanya bantuan sarana dan prasarana pendukung produktivitas pertanian, BBWS Pemali-Juana juga ikut melakukan normalisasi sedimentasi sungai serta perbaikan irigasi.
Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Nita Rachmenia, berharap upaya terpadu yang dilakukan itu dapat mengakselerasi pemulihan lahan dan aliran saluran irigasi di Kabupaten Grobogan dan Demak. Tujuan akhirnya adalah terkendalikan pasokan dan harga beras sehingga dapat menjaga stabilitas inflasi di Jawa Tengah.
"Rangkaian kerja sinergi yang kolaboratif semua pihak ini menjadi langkah bersama dalam menghadapi dampak perubahan iklim khususnya banjir yang berpotensi mengganggu produksi serta menjaga pasokan pangan, agar kestabilan harga pangan terjaga," jelas Nita.
Baca Juga