Bisnis.com, SEMARANG – Kalangan pengusaha meyakini prospek ekonomi di Jawa Tengah akan tumbuh 5,6% sepanjang tahun 2019. Keyakinan tersebut berlandaskan pada pertumbuhan ekonomi Jateng yang selalu berada di atas nasional.
Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng Dedi Mulyadi mengatakan bahwa dunia usaha diprediksi semakin bergeliat pada tahun depan sehingga merupakan saat yang tepat bagi pengusaha untuk berinvestasi di provinsi itu.
“Kami meyakini ekonomi di Jateng akan tumbuh sampai 5,6% konsisten di atas nasional yang diprediksi hanya tumbuh 5,2%,” kata Dedi dalam acara Business Challenges 2019: Prospek Ekonomi Jawa Tengah di Tahun Politik, Kamis (13/12/2018).
Kendati demikian, pada 2019 nanti Indonesia akan memasuki tahun politik, sehingga gejolak perekonomian bisa saja terjadi. Namun, berkaca dengan pemilihan umum pada tahun-tahun sebelumnya dalam Pilkada maupun Pilpres Jateng selalu adem ayem.
Dia menambahkan ada lima sektor yang diyakini akan tumbuh positif sepanjang tahun 2019, yakni makanan, otomotif, tekstil, elektronik, dan kimia. Khusus untuk Jawa Tengah, dia memprediksi lebih condong ke makanan dan minuman.
“Saya yakin di Jateng kecenderungan yang berkembang justru industri makanan dan minuman,” katanya.
Di sisi lain, Dedi menuturkan dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan China sangat terasa di Indonesia. Pasalnya, akibat perang dagang tersebut mata uang rupiah sampai menembus Rp15.000 per dolar AS.
Dedi juga berujar perekonomian di Jateng juga terkena imbas akibat perang dagang. Hal tersebut, dibuktikan dengan industri yang sempat melemah pada 6 bulan terakhir.
“Untuk perang dagang antara Amerika Serikat dan China sangat memengaruhi dunia usaha di Jateng, mulai dari pelemahan rupiah sampai melemahnya beberapa industri,” katanya.