Bisnis.com, SEMARANG - Kinerja eskpor hasil perikanan di Jawa Tengah sepanjang 2018 mengalami kenaikkan 51% dibandingkan 2017.
Adapun, dari data Balai Karantina Ikan dan Pengembangan Mutu Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang peningkatan volume ekspor produk perikanan Jawa Tengah pada tahun 2018 yang mencapai 81.719 Ton atau meningkat 51% dibandingkan tahun 2017 sejumlah 54.203 Ton.
Sementara itu, total sertifikasi HC ( Health Certificate) ekspor perikanan di tahun 2017 sejumlah 3.588 sertifikat meningkat 47% di tahun 2018 menjadi 5.292 sertifikat.
Kepala BKIPM Semarang Raden Gatot Perdana mengatakan melonjaknya volume ekspor dipengaruhi musim tangkap yang melimpah dan banyaknya permintaan konsumsi dan bahan baku dari negara mitra.
Sementara itu total nilai ekspor 2018 meningkat 14% menjadi Rp3,2 triliun dari sebelumnya hanya Rp2,8 triliun di tahun 2017 atau meningkat Rp396 miliar.
"Ekspor perikanan di Jateng mengalami peningkatan sangat pesat capai 51%. Kinerja ini kami rasa sangat positif, karena produk perikanan Jateng digemari masyarakat luar negeri," kata Gatot Senin (21/1/2019).
Gatot menjelaskan, untuk jenis komoditi ekspor utama produk perikanan Jawa Tengah yaitu daging Rajungan masih menduduki peringkat pertama kemudian udang, cumi dan ikan nila.
Sementara itu, Amerika Serikat, Jepang, China dan Malaysia masih menjadi pangsa utama ekspor hasil perikanan Jawa Tengah. Pasalnya, beberapa negara tersebut menjadi tumpuan eskpor perikanan Jateng.
"Amerika Serikat, Jepang dan China masih menjadi andalan kami untuk eskpor perikanan. Tiga negara tersebut jadi tumpuan kami untuk mengirim hasil perikanan di Jateng," ujarnya.
Di sisi lain, lanjut Gatot dampak dari kenaikan ekspor komoditas perikanan wilayah Jawa Tengah tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi didalam meningkatkan daya saing mutu produk perikanan Indonesia secara keseluruhan.
"Kami harap adanya kenaikan ini dapat berimbas dengan mutu produk yang semakin baik, sehingga terus dipercaya oleh konsumen luar negeri," katanya.