Bisnis.com, SEMARANG--PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah atau Bank Jateng menargetkan penyaluran kreditnya bisa mengalami pertumbuhan sekitar 13% hingga 14% sepanjang tahun ini. Perusahaan akan menjangkau wilayah-wilayah kemiskinan yang ada di Jawa Tengah.
Direktur Utama PT BPD Jawa Tengah Supriyatno mengungkapkan pihaknya berharap ekonomi dapat lebih baik lagi pada kuartal pertama dan kedua tahun ini, sehingga penyaluran kredit bisa tumbuh lebih baik lagi.
"Sekitar 13%--14% saya kira masih wajar," kata Supriyatno, dikutip Minggu (24/2/2019).
Supriyatno menjelaskan BPD Jateng akan masuk ke sektor-sektor produktif untuk meningkatkan pertumbuhan penyaluran kredit sepanjang tahun ini. Termasuk di dalamnya pemberian kredit terhadap para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Selain itu, BPD Jateng akan menggenjot penyaluran kredit ke sektor-sektor nelayan dan pertanian seperti yang digalakkan pemerintah pusat maupun daerah.
Saat ini, lanjutnya. masih terdapat wilayah-wilayah kemiskinan di Jawa Tengah, dan perusahaan harus hadir di wilayah-wilayah tersebut.
Baca Juga
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengungkapkan masih terdapat sektor-sektor prioritas yang belum digarap secara optimal oleh industri jasa keuangan sepanjang 2018.
Industri Jasa Keuangan juga dinilai masih memiliki ruang cukup besar untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Jateng.
Aman Santosa, Kepala OJK Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengungkapkan sektor prioritas yang belum digarap secara optimal seperti sektor pertanian.
“Terdapat sektor prioritas yang belum secara optimal digarap oleh industri jasa keuangan,” katanya.
Aman menjelaskan, sektor pertanian yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah sebesar 10,67% belum mendapatkan penyaluran kredit secara memadai.
Kondisi tersebut, lanjut Aman, terlihat dari pangsa pasar kredit sektor pertanian yang hanya sebesar 3,39% dari total kredit perbankan di Jawa Tengah.
Kredit di sektor pariwisata juga belum digarap maksimal oleh industri jasa keuangan mengingat persentase kreditnya baru mencapai 2,10% dari total kredit.
“Dukungan industri jasa keuangan di sektor ini sangat diharapkan, khususnya untuk mendukung pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) 2019, yaitu Borobudur, Sangiran, Karimunjawa, dan Dieng,” kata Aman.
Selain sektor prioritas yang belum tergarap secara optimal, terdapat beberapa daerah dengan potensi UMKM besar juga belum digarap secara optimal oleh industri jasa keuangan.
Berdasarkan riset OJK, Kabupaten Demak, Jepara, Pekalongan, dan Wonogiri adalah daerah yang memiliki banyak UMKM. Akan tetapi, penyaluran kredit di daerah tersebut masih di bawah rata-rata Jawa Tengah.
Penyaluran kredit industri jasa keuangan di Jawa Tengah sepanjang tahun lalu mencapai Rp302,8 triliun atau lebih tinggi 8,56% dibandingkan dengan kredit sepanjang 2017. Meskipun begitu, pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kredit nasional.