Bisnis.com, SEMARANG - Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka, Komjen Pol (purn) Budi Waseso mengapresiasi langkah Kwarda Jawa Tengah membentuk Saka Milenial.
Menurutnya, pembentukan Saka Milenial tersebut sangat penting saat ini dimana peredaran informasi menyesatkan sangat banyak di kalangan masyarakat.
"Ini bagus sekali, memang gerakan Pramuka harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Saka Milenial perlu dibangun karena sekarang memang dibutuhkan masyarakat, dengan berbagai program-program yang kekinian," kata Buwas usai Melantik Majelis Pembimbing Daerah (Mabida), Pengurus Kwartir Daerah (Kwarda) dan Dewan Kerja Daerah (DKD) Provinsi Jateng masa bhakti 2018-2023 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Selasa (5/3/2019).
Buwas mengatakan, langkah progresif dan inovatif dari Jawa Tengah tersebut nantinya akan menjadi pilot project pembentukan Saka Milenial di seluruh wilayah di Indonesia.
"Jateng ini kan yang pertama, akan kami jadikan pilot project nasional. Hasilnya nanti akan kami jadikan bahan untuk penerapan di seluruh Indonesia," tegasnya.
Lebih lanjut Buwas yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama Bulog ini menambahkan, gerakan pramuka saat ini memiliki tantangan untuk ikut berperan dalam pembangunan negara. Melalui gerakan kepanduan itu, dirinya berharap berbagai persoalan masyarakat dapat diselesaikan.
Baca Juga
"Mulai dari hal sederhana, menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, mengurangi sampah plastik, ikut menanggulangi narkotika dan banyak kegiatan positif yang dapat dilakukan oleh anggota pramuka," tambahnya.
Dia yakin, gerakan Pramuka di Jawa Tengah akan semakin maju dibawah kepemimpinan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sebagai Ketua Mabida dan Siti Atikoh Ganjar Pranowo sebagai Ketua Kwarda.
"Ini sudah pas, di Jateng ini Ketua Mabida dan Ketua Kwardanya kompak sekali. Kalau ada permasalahan tidak bisa diselesaikan di lapangan, pasti bisa diselesaikan di rumah,"tuturnya
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah sekaligus Ketua Mabida Jateng, Ganjar Pranowo mengatakan, pembentukan Saka Milenial dilakukan karena adanya usulan dari generasi muda. Mereka yang selama ini melihat banyak informasi hoaks terketuk hatinya untuk ikut bergerak.
"Jadi bukan top down, melainkan button Up yakni dari bawah ke atas. Saat itu saya bertemu anak-anak milenial ini dan mereka mengusulkan ingin membuat Saka Milenial. Karena programnya bagus, langsung saya setujui," tegasnya.
Sakal Milenial lanjut Ganjar menjadi yang pertama di Indonesia. Keberadaan Saka Milenial tersebut diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya menyelamatkan masyarakat dari peredaran informasi menyesatkan.
"Nantinya mereka akan kami dorong untuk menyampaikan program-program kita, menyebarkan informasi positif sekaligus menjadi benteng informasi hoaks, ngawur, fitnah dan menyesatkan," katanya.