Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jateng pada Februari 2019 didominasi oleh lulusan Diploma yang mencapai 8,41%.
Semenetara itu urutan berikutnya disusul oleh pengangguran yang berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 7,94%.
Adapun, TPT merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja.
"Dengan kata Iain, ada penawaran tenaga kerja yang berlebih terutama pada tingkat pendidikan Diploma. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, dapat dilihat dari TPT SD ke bawah paling kecil diantara semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 2,03%," ujar Kepala BPS Provinsi Jateng, Sentot Bangun Widoyono, Senin (6/5/2019).
Sentot menambahkan dibandingkan kondisi setahun yang lalu, beberapa jenjang pendidikan mengalami penurunan angka TPT yaitu jenjang SD ke bawah, SMA dan S1/S2/S3 sedangkan jenjang Iainnya mengalami kenaikan.
Disisi lain, lanjutnya berbagai kebijakan pemerintah terkait penciptaan lapangan kerja tampaknya cukup berhasil menekan tingkat pengangguran, ditunjukkan oleh TPT yang bergerak turun dari 4,23% pada Februari 2018 menjadi 4,22% pada Februari 2019.
Disebutnya, dilihat dari tempat tinggalnya, TPT di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding TPT di perdesaan. Pada Februari 2019, TPT di perkotaan sebesar 5,43%, sedangkan TPT di perdesaan hanya 2,99%.
"Dibandingkan setahun yang lalu, kondisi tingkat pengangguran di perkotaan cenderung meningkat sebesar 0,83% poin, sementara TPT di perdesaan mengalami penurunan sebesar 0,89% poin," katanya.