Bisnis.com, SEMARANG - Otoritas Jasa Keuangan mencatat kredit perbankan Jawa Tengah bulan April 2019 tumbuh sebesar 8,56% yoy, didukung oleh pertumbuhan kredit pada sektor Pertanian, Perburuan dan Kehutanan.
Kepala OJK Jateng DIY Aman Santosa mengatakan, pertumbuhan tersebut dipicu dengan mulai masuknya musim tanam, sehingga kredit sub sektor pertanian padi dan jagung tumbuh masing-masing sebesar 30,46% dan 48,44%.
"Pertumbuhan, kredit perbankan di Jateng tumbuh positif seiring dengan masuknya masa tanam yang memicu tumbuhnya kredit pertanian," kata Aman Santosa Jumat (24/5/2019)
Selain itu, lanjut Aman risiko kredit perbankan masih berada pada level yang rendah, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan sebesar 3,01%, sedangkan NPL nett perbankan sebesar 1,29%.
Dia menambahkan, untuk penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan posisi April 2019 menunjukan pertumbuhan yang cukup menggembirakan yaitu tumbuh sebesar 8,27% yoy.
"Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan tabungan sebesar 9,20% yoy dengan penambahan jumlah rekening tabungan sebanyak 1,1 juta account," tambahnya
Baca Juga
Sementara itu, sepanjang Januari hingga Maret 2019, industri asuransi di Jawa Tengah telah berhasil menghimpun premi sebesar Rp5,7 triliun.
Sedangkan, likuiditas perbankan di Jawa Tengah juga berada pada level yang memadai. Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Jawa Tengah posisi April 2019 mencapai 95,12% menurun dibandingkan posisi Maret 2019 yang mencapai 97,48%.
Secara umum, lanjut Aman perbankan di Jawa Tengah masih memiliki likuiditas yang cukup dan telah memiliki langkah antisipatif dalam menghadapi hari raya Idul Fitri, termasuk pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Pegawai Negeri Sipil yang akan dicairkan sejak tanggal 24 Mei 2019.
Di sisi lain, tekanan pasar global sejak Trlwulan II 2019 ini mengakibatkan adanya aliran modal asing yang keluar dari lndonesia sepanjang bulan mei telah mencapai Rp13.73 triliun.
Keluarnya aliran modal tersebut melalui pasar saham sebesar Rp7,83 triliun dan pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp5,9 triliun.
"Likuiditas sektor jasa keuangan di wilayah Jawa Tengah dalam kondisi terjaga, dengan kinerja intermediasi sektor jasa keuangan yang manageable. Kinerja intermediasi Lembaga Jasa Keuangan bulan April 2019 masih tercatat positif," katanya.
Lebih lanjut Aman menuturkan, di tengah masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global, OJK sccara konsisten terus memantau perkembangan terkini perekonomian serta dampaknya terhadap kinerja sektor jasa keuangan khususnya di wilayah Jawa Tengah.
Selain itu, OJK juga terus memperkuat koordinasi degan para stakeholder untuk mengoptimalkan kontribusi sektor jasa keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah.