Bisnis.com, WONOGIRI - Kapolda Jawa Tengah (Jateng), Irjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, mengungkapkan terbongkarnya tujuh pabrik pupuk palsu di Wonogiri dan Gunung Kidul, DIY, Rabu (26/2/2020), berawal dari laporan petani Klaten.
Dia menceritakan laporan itu dari petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sido Maju Desa Planggu, Kecamatan Trucuk, Klaten.
Para petani mencurigai pupuk yang mereka gunakan palsu. Tak sedikit petani yang menggunakannya mengeluh tanaman padi mereka tak berkembang baik meski sudah diberi pupuk.
Selain itu pupuk yang mereka gunakan meninggalkan warna merah di tangan yang tak hilang setelah beberapa hari pemakaian. Padahal, biasanya setelah tangan dicuci warna merah langsung hilang.
“Selain itu pupuk tak bisa ditebar kalau dicampur urea. Waktu dicampur pupuk malah lengket membentuk gumpalan-gumpalan,” ulas Kapolda saat konferensi pers di salah satu pabrik pupuk palsu di Pracimantoro, Wonogiri, Kamis (27/2/2020).
Curiga dengan itu, lanjut Kapolda, petani melapor ke Polres Klaten. Setelah ditelusuri pupuk itu diketahui diproduksi di Gunung Kidul. Setelah dikembangkan lagi ternyata ada juga di Wonogiri.
Baca Juga
Bahkan pabriknya yang berhasil dibongkar ada tujuh lokasi. Polisi menangkap enam orang pemilik dan petugas pemasaran pupuk palsu itu.
Salah satu orang yang ditangkap adalah Suparlan, warga Ponjong, Gunung Kidul, DIY, yang sebelumnya dilaporkan menjual pupuk kepada petani di Planggu, Trucuk, Klaten.
Pupuk diduga palsu itu dibeli para petani di Planggu pada awal Januari 2020 lalu. Saat itu, terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi yang wilayah itu.
Kelompok tani setempat kemudian mendapat tawaran pupuk dari seorang penjual pupuk bernama Suparlan.