Bisnis.com, SURAKARTA - Tentara ikut mengawasi warga Solo yang harus menjalani karantina mandiri karena berkontak dengan pasien corona atau orang dalam pengawasan (ODP).
Hal itu sebagai bentuk dukungan Kodim 0735/Solo terhadap langkah Pemkot Solo dalam meminimalkan persebaran virus corona atau Covid-19. Seperti diketahui, sejak Jumat (13/3/2020) lalu Solo berstatuskejadian luar biasa (KLB) corona.
Tak hanya itu, pada Rabu (18/3/2020) juga ada satu lagi warga Solo asal Mojosongo yang dinyatakan positif corona dan dijemput untuk menjalani karantina di ruang isolasi RSUD dr Moewardi.
Dukungan Kodim Solo dilakukan lewat sejumlah langkah, seperti membantu penelusuran klaster persebaran virus Corona dan ikut memantau warga yang karantina mandiri.
Dandim 0735/Solo, Letkol Inf. Wiyata Sempana Aji, saat dihubungi Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) via pesan Whatsapp (WA), Jumat (20/3/2020) pagi, mengatakan warga yang menjalani karantina mandiri tersebar di lima kecamatan.
Tapi dia menolak menyampaikan ada berapa warga Solo yang harus karantina mandiri dan tinggal di mana saja dengan alasan tak punya kewenangan merilis ke media. “Saya ada data tapi tak punya kewenangan mengeluarkan,” ujar dia.
Baca Juga
Menurut Aji, pengawasan warga yang dikarantina mandiri meliputi kedisplinan tidak keluar rumah dan pemenuhan kebutuhan pokoknya. Yang lebih penting lagi memantau perkembangan kondisi kesehatan mereka.
Pemantauan warga yang dikarantina mandiri dilakukan personel Babinsa dengan pengendalian langsung dari Danramil. “Personel bersinergi dengan pihak terkait seperti kecamatan, kelurahan, polsek, puskesmas dan RT/RW,” urai dia.
Metode pemantauan warga Solo yang karantina mandiri, menurut Aji, yakni dengan pengawasan langsung dan tidak langsung. Yang pasti menurut dia tidak ada personel Kodim/Koramil yang disiagakan di rumah-rumah warga yang dikarantina mandiri.
“Personel kami terbatas karena di saat bersamaan juga melaksanakan kegiatan lain. Pemantauan dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kalau tidak sempat didatangi langsung maka dicek melalui telepon,” terang dia.
Sejauh ini, Aji menjelaskan warga yang dikarantina mandiri dan warga sekitarnya relatif kooperatif. Sikap itu memudahkan jajaran Kodim Solo dalam mengawasi mereka.
“Prinsipnya dalam hal ini kami mendukung pemerintah,” sambung dia.
Kendati Kodim sudah mempunyai alat pelindung diri dari virus, tapi jumlahnya masih terbatas. Untuk itu Aji menekankan pentingnya keselamatan personel TNI yang melakukan pemantauan warga Solo yang menjalani karantina.
Selama tidak ada urgensi untuk bertemu langsung dalam jarak dekat, pemantauan bisa dilakukan secara tidak langsung. Seperti menghubungi warga melalui telepon, maupun tokoh masyarakat (pengurus RT/RW) di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Pemkot Solo mengusulkan agar pengawasan ODP corona di Solo melibatkan TNI/Polri. Hal itu untuk mengantisipasi kejadian seperti di Mojosongo, di mana ada ODP yang tetap berkeliaran karena merasa tidak ada gejala mengarah ke corona.
Orang tersebut kemudian diketahui positif corona dan pemantauan terhadap warga setempat diperluas dari semula tiga rumah menjadi 17 rumah. ODP diharapkan mematuhi protokol isolasi mandiri untuk mencegah penularan corona makin meluas.