Bisnis.com, SURABAYA - Kawasan Industri Lamicitra di Semarang Jawa Tengah hingga saat ini masih berupaya untuk mengatasi banjir dengan cara mengalirkan air ke laut.
General Manager Kawasan Industri Lamicitra, Yeru Salimianto mengatakan banjir rob setinggi 1,25 meter - 1,5 meter yang terjadi sejak Senin (24/5/2022) di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ini masih belum berhasil surut.
“Banjir ini kan karena tanggulnya jebol dan ini musibah dan karena alam. Hari ini sesuai dengan petunjuk Gubernur, bagian yang jebol harus ditutup dengan sandbag, kalau sudah ditutup baru airnya dipompa ke laut lagi,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (25/5/2022).
Dia mengatakan dalam penutupan tanggul yang jebol ini dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pelabuhan Indonesia (Pelindo) serta berbagai pihak terkait.
“Kami telah membuat komitmen bersama untuk segera menutup ini, dan untuk pembiayaan-pembiayaannya nanti juga dibagi-bagi dengan semua pihak. Kita semua sekarang sedang berusaha hari ini, diharapkan dalam waktu 2 -3 hari air surut dan industri dapat beraktivitas kembali,” ujarnya.
Yeru mengatakan Kawasan Industri Lamicitra di Semarang ini memiliki total sebanyak 90 industri atau pabrik. Setiap pabrik rata-rata memiliki luas lahan sekitar 3.000 m2. Seluruh kawasan ini juga memiliki tenaga kerja sebanyak 15.000 orang.
Baca Juga
“Karena airnya luar biasa, maka kegiatan industri juga lumpuh total, tetapi sampai saat ini kami belum bisa menghitung berapa kerugian yang terjadi akibat banjir rob,” imbuhnya.
Diketahui, banjir rob atau air pasang di wilayah utara Semarang ini terjadi pada Senin (24/5/2022) sejak pukul 14.00. Jebolnya tanggul penahan air laut menjadi penyebab terjadinya bencana tersebut.
Sebelumnya, Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang melaporkan naiknya rob diakibatkan oleh periode puncak pasang yang terjadi pada bulan Mei hingga Juni
Terpisah, General Manager Terminal Petikemas (TPK) Semarang, I Nyoman Sudhiarta mengatakan pada Selasa (25/5/2022) pukul 10.00 WIB, tim TPK Semarang bersama PLN telah selesai melakukan pengecekan terhadap panel listrik di area terminal dan telah dinyatakan aman untuk dialirkan listrik.
“Saat ini TPK Semarang sudah melakukan kegiatan operasional di lapangan dengan menyambungkan alat bongkar muat utama ke dalam panel listrik,” Katanya.
Selain itu, lanjutnya, lapangan penumpukan di area TPK Semarang juga relatif kering sehingga memungkinkan untuk dilakukan kegiatan operasional. Sedikitnya ada 3 kapal yang siap dilayani oleh TPK Semarang yakni MV. SITC Shekou, MV. Uni Premiere dan MV. Intan Daya 8. Hanya saja, akses jalan menuju ke terminal memang masih terbatas.
“Kemudian sejak pukul 11.00, TPK Semarang sudah melakukan kegiatan bongkar muat secara terbatas hanya untuk kegiatan dari kapal ke lapangan penumpukan dan sebaliknya,” imbuhnya.