Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Koperasi Merah Putih Perlu Tata Kelola Modern untuk Angkat Ekonomi Lokal

Sebagai penggerak ekonomi lokal, Koperasi Merah Putih perlu memotong rantai distribusi kebutuhan pokok serta memberikan akses pembiayaan.
Suasana sesi diskusi membahas Koperasi Merah Putih di Semarang, Rabu (23/7/2025). /Foto: Istimewa
Suasana sesi diskusi membahas Koperasi Merah Putih di Semarang, Rabu (23/7/2025). /Foto: Istimewa

Bisnis.com, SEMARANG - Sebagai penggerak ekonomi lokal, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) didorong untuk menerapkan strategi manajerial yang adaptif, berorientasi pasar, dan berbasis riset.

"Adanya, Koperasi Merah Putih, diharapkan dapat mengatasi persoalan. Mulai dari rantai distribusi panjang kebutuhan pokok, keterbatasan modal usaha, hingga fluktuasi harga," ujar Kepala Balai Pelatihan Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Provinsi Jawa Tengah, dalam diskusi bertajuk "Mampukah Koperasi Desa Merah Putih Mengangkat Potensi Ekonomi Lokal" yang digelar di Kota Semarang pada Rabu (23/7/2025).

Dwi menjelaskan bahwa dari 8.523 Koperasi Merah Putih yang telah berbadan hukum, baru 11 koperasi yang ditetapkan sebagai proyek percontohan dan telah beroperasi. Untuk itu, penguatan tata kelola koperasi menjadi salah satu isu yang perlu mendapatkan perhatian.

Dalam hal ini, Dwi menyebut bahwa program Koperasi Merah Putih dijalankan dengan pendekatan kolaboratif lintas sektor. Tak tanggung-tanggung, 14 kementerian dilibatkan pemerintah untuk menjalankan program itu.

Andang Wahyu Triyanto, Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilayah Jawa Tengah, menilai reorganisasi berkesinambungan dan pengurus dengan “sense of business” menjadi prasyarat agar koperasi bisa bertahan secara jangka panjang. “Kalau ingin Kopdes Merah Putih berkelanjutan, maka harus ada reorganisasi berkesinambungan,” katanya.

Di sisi lain, Pengamat Ekonomi dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Bayu Bagas Hapsoro, mengungkapkan sejumlah tantangan yang masih dihadapi oleh pengurus koperasi. Utamanya terkait orientasi pasar di tengah perubahan perilaku pasar.

"Koperasi tak cukup sekadar memproduksi, tetapi juga harus memahami segmen pasar secara spesifik dan terarah. Best practice dari koperasi dunia. Semua berbasis pada riset, bukan berdasarkan keinginan atau selera pengurus,” ujarnya.

Bayu mendorong pengurus Koperasi Merah Putih untuk berani mengambil langkah yang agresif untuk memasuki pasar. Di sisi lain, sistem kepengurusan yang baik berbasis kapabilitas dan integritas juga dapat menjadi modal dalam menjalankan bisnis koperasi tersebut.

“Dengan pengelolaan yang profesional, koperasi akan mendapatkan trust dari masyarakat. Jika sudah mendapatkan trust, jangankan potensi lokal, potensi global, hingga sebagai soko guru perekonomian di Indonesia, bisa didapat dari koperasi," jelas Bayu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro