Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi PMK di Jateng, 75.000 Dosis Ditargetkan Habis Sepekan

Vaksin tersebut akan diberikan kepada semua hewan yang berisiko terkena PMK.
Veteriner Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman mempersiapkan vaksin saat Vaksinasi PMK Hewan Ternak di Srunen, Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Sabtu (25/6/2022). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menerima bantuan 3.300 dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari pemerintah pusat guna mengendalikan penyebaran PMK yang menyerang ternak warga./Antara-Andreas Fitri Atmoko.
Veteriner Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman mempersiapkan vaksin saat Vaksinasi PMK Hewan Ternak di Srunen, Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan, Sabtu (25/6/2022). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menerima bantuan 3.300 dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari pemerintah pusat guna mengendalikan penyebaran PMK yang menyerang ternak warga./Antara-Andreas Fitri Atmoko.

Bisnis.com, SEMARANG - Jawa Tengah mendapatkan alokasi vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) sebanyak 75.000 vaksin.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan agar seluruh vaksin itu dihabiskan dalam waktu sepekan.

"Awalnya diberi vaksin sekitar 1.500 dan saya terus kontak ke Sekjen Kementan, lalu dikasih 75.000 vaksin. Kita mintakan pekan ini disuntikkan semuanya, harus selesai," kata Ganjar, Senin (27/6/2022).

Vaksin tersebut akan diberikan kepada semua hewan yang berisiko terkena PMK. Untuk itu Ganjar meminta kepada penyuluh, peternak, dan masyarakat untuk mendata hewan-hewan yang akan divaksin.

"Semua sapi, semua hewan, karena kita mau bereskan penyakitnya secara keseluruhan. Maka kita minta penyuluhnya, peternaknya, masyarakat, dan kawan-kawan di desa untuk semua bisa mendata. Sekali lagi, didata," jelas Ganjar.

Jumlah 75.000 yang saat ini diterima Jawa Tengah diakui oleh Ganjar Pranowo masih kurang. Menurutnya, untuk vaksin kurang lebih butuh 2 jutaan. Meski demikian ia ingin yang sudah ada dimaksimalkan terlebih dahulu.

"Kurang banyak. Kalau kita kurang lebih 2 jutaan, kalau untuk vaksin lho ya. Tapi yang sakit diobati dan trennya yang diobati sembuh kok. Hanya butuh edukasi yang lebih," katanya.

Mengenai aktivitas perdagangan hewan ternak di Jawa Tengah, Ganjar mengakui pengawasannya tidak cukup mudah. Pengendalian antardaerah dan antarkabupaten atau keluar-masuknya hewan ternak cukup sulit.

"Maka saya minta membuat pos-pos ya untuk bisa mengawal mereka semuanya. Sapi-sapi atau ternak-ternak yang bisa terkena PMK minimal dicatat," ungkap Ganjar.

Ia menegaskan kepada para pedagang hewan ternak untuk tidak main kucing-kucingan. Tiap hewan ternak yang dijual atau dibeli harus dilaporkan agar pengawasan bisa dilakukan bersama sekaligus antisipasi sejak dini mengenai PMK.

"Kita juga minta tolong betul kepada para pedagang sapi. Tolong dong semua dilaporkan. Beli di mana, dijual di mana, karena itu akan sangat membantu. Kalau kucing-kucingan akan sulit," tegas Ganjar. (k28)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper