Bisnis.com, SEMARANG - Proses perizinan masih menjadi kendala utama realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Jawa Tengah.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, mengungkapkan bahwa di beberapa wilayah investor mesti menunggu hingga setahun buat mendapat izin lingkungan.
"Data kami menunjukkan PMA yang ada kendala izin lingkungan di Kabupaten Brebes, Kabupaten Klaten, Kota Tegal, kemudian Kabupaten Semarang dan ada di Kabupaten Banyumas juga," jelas Sakina dalam konferensi pers yang digelar Jumat (26/1/2024) sore.
Proses perizinan tersebut menjadi hambatan bagi masuknya investor-investor asing ke Jawa Tengah. Padahal, berdasarkan pengakuan Sakina, ada banyak calon investor yang melirik Jawa Tengah sebagai lokasi investasi lantaran dianggap prospektif.
"Mereka menyatakan bahwa Jawa Tengah selain lokasinya yang strategis, memiliki daya tarik entah karena infrastruktur, sarana prasarana, sumber daya manusia dan pendukungnya, dan yang penting itu hubungan industrial yang harmonis," jelas Sakina.
Untuk memuluskan realisasi investasi PMA di beberapa daerah tersebut, DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah telah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terkait. Sakina melanjutkan, dalam waktu dekat, pihaknya juga bakal menjalin komunikasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mencari jalan keluar dari molornya proses perizinan tersebut.
Baca Juga
"Memang keputusannya ada di Kementerian Lingkungan Hidup, meskipun prosesnya [menggunakan] Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) tapi kan menunggu lama. Kami berusaha melakukan percepatan karena investor terlalu lama untuk menunggu," jelas Sakina.
Pada perkembangan lainnya, sepanjang tahun 2023, realisasi investasi PMA di Jawa Tengah dilaporkan mengalami penurunan. Pada 2022 silam, realisasi investasi PMA di Jawa Tengah dilaporkan berada di angka Rp33,90 triliun. Kini, angkanya turun hingga di Rp23,14 triliun.
Selain kendala perizinan, Sakina menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya realisasi investasi PMA di Jawa Tengah. Misalnya turunnya realisasi investasi dari Jepang lantaran rampungnya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang dan Jepara.
"Selanjutnya adalah [tahap] operasional, jadi kemudian turun nilai investasinya," jelasnya.
Adapun lima negara dengan jumlah realisasi investasi terbesar di Jawa Tengah sepanjang tahun 2023 masih diduduki oleh negara-negara di kawasan Asia. Kelima negara tersebut antara lain Singapura, Korea Selatan, China, Hongkong, dan Jepang.