Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bawang Merah Merosot Selama 3 Bulan, Ini Harapan Petani

Rencana Bulog menyerap 10.000 ton bawang merah perlu segera direalisasikan. Pasalnya, selama 3 bulan petani menanggung harga jual di bawah BEP.
Harga sejumlah komoditas di pasaran, termasuk bawang merah dan telur ayam ras di Kota Madiun turun sehingga memicu deflasi di bulan Agustus 2024./Antara-Diskominfo Kota Madiun
Harga sejumlah komoditas di pasaran, termasuk bawang merah dan telur ayam ras di Kota Madiun turun sehingga memicu deflasi di bulan Agustus 2024./Antara-Diskominfo Kota Madiun

Bisnis.com, SEMARANG - Harga bawang merah di Jawa Tengah mengalami penurunan signifikan dalam 3 bulan terakhir. Tingginya ketersediaan di tengah periode panen raya yang terjadi di beberapa sentra produksi bawang merah menjadi penyebab.

"Penurunan harga jual itu sudah terjadi sejak bulan Juli, bahkan sempat sampai Rp10.000/Kg. Sekarang alhamdulillah mulai berangsur naik, tetapi di Nganjuk, Jawa Timur, harga masih Rp13.000/Kg. Kalau Brebes sudah mulai naik jadi Rp17.000-18.000/Kg per hari ini," ucap Juwari, petani bawang merah di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, pada Rabu (4/9/2024).

Turunnya harga bawang merah di tengah periode panen raya tersebut tentunya sangat disayangkan petani seperti Juwari. Pasalnya, untuk menghasilkan satu kilogram bawang merah, ongkos produksinya berkisar di angka Rp15.000-16.000. Adapun pos pengeluaran terbesar berasal dari kebutuhan pupuk dan benih. Bahkan, Juwari mengungkapkan bahwa petani mesti mengeluarkan Rp70.000 untuk penyediaan benih pada bulan Mei silam.

"3 Minggu yang lalu, harganya cuma Rp13.000/Kg, masih jauh di bawah BEP," lanjutnya.

Juwari tak hanya menjual bawang merah segar ke pasaran. Pria yang juga tergabung dalam Badan Usaha Milik petani (BUMP) PT Sinergi Brebes Inovatif itu telah mengolah hasil pertaniannya ke dalam berbagai bentuk, salah satunya pasta bawang merah. Namun demikian, kuantitas produk olahan tersebut masih tak seberapa ketimbang panen yang dihasilkannya pada tahun ini.

"Justru yang menolong itu penyerapan dari pemerintah. Kemarin baru dibicarakan, tetapi sampai hari ini belum terealisasi," ungkap Juwari.

Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) memang telah menjalin komunikasi dengan Badan Pangan Nasional terkait rencana penyerapan hasil panen oleh pemerintah. Rencana penyerapan bawang merah itu begitu diharapkan petani, khususnya di Brebes. Sebab petani bawang merah membutuhkan pemasukan dari hasil penjualan bawang.

"Kalau semuanya dijual ke pasar, akan semakin hancur harganya. Makanya, pemerintah harus bisa menyerap sebagai stok ketika terjadi kelangkaan," lanjutnya.

Sebelumnya, pada awal Agustus 2024, Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Bulog, serta ID FOOD telah meneken komitmen penyerapan bawang merah sebesar 12.500 ton. Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan harga jual bawang merah agar tidak semakin merosot dan merugikan petani. Dari total penyerapan bawang merah sebesar 12.500 ton tersebut, Bulog berencana mengambil 10.000 ton bawang merah petani. Sementara itu, ID FOOD dan BUMD Jawa Tengah masing-masing bakal menyerap 2.000 ton dan 500 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper