Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Pangan Kembali Picu Inflasi di Jateng

Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau kembali memicu inflasi di Jawa Tengah pada November 2024.
Pedagang memilah bawang merah./Bisnis-Abdurachman.
Pedagang memilah bawang merah./Bisnis-Abdurachman.

Bisnis.com, SEMARANG - Jawa Tengah kembali mengalami inflasi pada November 2024. Secara bulanan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami kenaikan sebesar 0,26% (month-to-month/mtm). Adapun secara tahunan, inflasi Jawa Tengah berada di 1,33% (Year-on-Year/YoY), masih di bawah tingkat inflasi nasional sebesar 1,55% (YoY).

"Pada periode laporan, peningkatan tekanan inflasi terutama dipengaruhi oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya," jelas Ndari Surjaningsih, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah, dikutip Jumat (6/12/2024).

Kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau dilaporkan mengalami kenaikan secara bulanan sebesar 0,69%. Komoditas bawang merah, minyak goreng, tomat, serta daging ayam ras menyumbang kenaikan IHK pada kelompok pengeluaran tersebut. Ndari menjelaskan bahwa berakhirnya periode panen bawang merah memengaruhi pergerakan harga di pasaran.

"Panen bawang merah diperkirakan akan berlangsung kembali pada pertengahan Desember ini," jelas Ndari.

Sementara itu, untuk komoditas minyak goreng, kenaikan harga dipengaruhi oleh pemberlakuan Permendag No.18/2024 tentang ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng dari Rp14.000 menjadi Rp15.700 per liter. "Sementara itu, harga tomat naik karena panen yang mulai berkurang dan harga daging ayam ras naik sejalan dengan harga Day Old Chicks (DOC) broiler yang naik," lanjutnya.

Selain kenaikan harga pada komoditas pangan, inflasi di Jawa Tengah juga ikut dipengaruhi oleh kenaikan harga emas perhiasan. Ndari menjelaskan bahwa kenaikan harga logam mulia itu erat kaitannya dengan tensi geopolitik yang terjadi antara Rusia-Ukraina serta Israel-Palestina.

Di sisi lain, kelompok pengeluaran informasi, komunikasi dan jasa keuangan menjadi peredam inflasi pada bulan November 2024. Kelompok pengeluaran tersebut dilaporkan mengalami deflasi di angka 0,09% (mtm). Adapun dilihat dari komoditasnya, deflasi juga dialami oleh cabai rawit, beras, kentang, cabai hijau, serta telepon seluler.

"Untuk menjaga stabilitas harga di Jawa Tengah, BI bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah terus melakukan sinergi dan mengintensifkan berbagai program pengendalian inflasi," jelas Ndari dalam keterangan tertulisnya. Langkah tersebut diharapkan dapat mengendalikan inflasi di Jawa Tengah agar sesuai dengan rentang sasaran inflasi pada tahun ini, yaitu 2,5 ±1%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper