Bisnis.com, SEMARANG - Banjir menggenangi wilayah Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan sejak awal pekan ini.
Di Kabupaten Demak, 11 desa dilaporkan terendam. Sementara itu, di Kabupaten Grobogan, hingga Rabu (21/5/2025), ada 6 desa dan 364 kepala keluarga yang terdampak.
Luapan sungai menjadi penyebab terjadinya banjir di dua lokasi tersebut.
Taj Yasin Maimoen, Wakil Gubernur Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bakal melakukan normalisasi sungai di wilayah Kabupaten Grobogan hingga Kabupaten Kudus.
"Memang harus ada percepatan," ucapnya saat meninjau kondisi banjir di Kabupaten Grobogan pada Rabu (21/5/2025).
Adapun untuk sementara ini, pihaknya telah mendistribusikan bantuan berupa pompa untuk mengatasi banjir yang terjadi di Kabupaten Grobogan.
"Kami pakai pompa, nanti sore kami kirim lagi pompanya. Agar mereka [pengungsi] bisa cepat pulang," tutur Taj Yasin.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) serta Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera melakukan normalisasi sungai, terutama di Sungai Tuntang yang pada Senin (19/5/2025) malam meluap.
"Sungai Tuntang ini adalah kewenangannya pemerintah pusat, dalam hal ini BBWS dan Kementerian PU," jelas Luthfi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah mencatat sejumlah wilayah di Jawa Tengah mengalami bencana banjir sejak awal pekan lalu.
Baca Juga
Di Kabupaten Demak, banjir menggenangi 11 desa di Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Guntur, serta Kecamatan Kebonagung.
Banjir juga terjadi di 12 desa yang berada di Kabupaten Grobogan. Lokasinya berada di Kecamatan Tegowanu, Kecamatan Tanggungharjo, Kecamatan Gubug, Kecamatan Godong, serta Kecamatan Karangrayung.
Gubernur Jawa Tengah mengimbau masyarakat untuk tetap mewaspadai bencana banjir susulan. Pasalnya, intensitas hujan yang cukup deras masih terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah.
"Antisipasi terus dilakukan oleh tim gabungan dengan memindahkan warga ke tempat yang lebih aman, karena dikhawatirkan akan terjadi bencana susulan. Tempat-tempat pengungsian juga sudah kami siapkan," pungkasnya.