Bisnis.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengalokasikan anggaran hingga Rp17,2 miliar untuk menjamin akses pendidikan bagi keluarga prasejahtera.
"Di Jawa Tengah tingkat kemiskinan masih 9,58% tapi kebutuhan masyarakat bukan hanya sandang, pangan, papan. Yang paling utama adalah pendidikan," ucap Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, saat menghadiri acara pelepasan angkatan V Sekolah Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo pada Sabtu (27/6/2025).
Anggaran belasan miliar itu ditujukan untuk membiayai dua program bantuan, yaitu beasiswa bagi anak tidak sekolah (ATS) serta beasiswa bagi keluarga miskin. Melalui beasiswa Rp2 juta per anak, program ATS menyasar 1.100 siswa rentan putus sekolah di SMA, SMK, dan SLB. Sementara, 15.000 siswa dari keluarga miskin juga menerima bantuan pendidikan personal dari APBD 2025.
“Kalau pendidikan anak-anak kita terjamin, maka secara tidak langsung pengangguran terbuka bisa ditekan,” jelas Luthfi. Ia juga telah menginstruksikan seluruh kepala daerah untuk mereplikasi model ini di tingkat kabupaten/kota.
Selain peran aktif pemerintah daerah, kolaborasi dengan sektor nonpemerintah juga memainkan peran penting dalam memajukan pendidikan di Jawa Tengah. Salah satunya datang dari CT Arsa Foundation, sebuah lembaga filantropi pendidikan yang didirikan oleh pengusaha Chairul Tanjung.
Dalam acara pelepasan angkatan V Sekolah Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo itu, 101 lulusan dari berbagai kabupaten/kota di Jateng, DIY, dan Madiun Raya dilepas ke perguruan tinggi. Sebanyak 85 siswa diterima di kampus negeri, 7 di luar negeri, 7 di perguruan swasta, dan 2 lainnya di politeknik.
Luthfi yang hadir dalam acara itu turut mengapresiasi capaian keberhasilan model pendidikan berbasis sosial. “Saya anak petani, dulu telur satu dibagi enam. Tapi saya bisa jadi gubernur. Kalian pasti bisa lebih dari saya,” ucapnya menyemangati para lulusan.
Baca Juga
Ketua CT Arsa Foundation, Anita Ratnasari Tanjung, menyebut sekolah tersebut lahir dari semangat memutus rantai kemiskinan melalui akses pendidikan berkualitas. “Cikal bakal kami dari tsunami. Kami menyekolahkan anak-anak Aceh dan Medan. Tahun 2010 kami mulai dirikan sekolah. Sekarang sudah 147 sekolah dan masjid berdiri. CT Arsa ditunjuk sebagai percontohan sekolah rakyat,” ujarnya.