Bisnis.com, JAKARTA — PT Saraswanti Indoland Development Tbk mencatatkan lonjakan pertumbuhan penjualan mencapai 270% pada kuartal II tahun 2025.
Adapun sepanjang paruh pertama 2025, perusahaan meraup pendapatan usaha sebesar Rp 77,95 miliar, naik 33,7% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) dari Rp58,3 miliar pada semester I tahun 2024. Pendapatan penjualan properti SWID melesat menjadi Rp34,7 miliar, dari hanya Rp2,4 miliar pada semester I/2024, sedangkan pendapatan recurring income mencapai Rp43,19 miliar.
Secara total, perusahaan mengantongi laba bersih Rp18,7 miliar, melonjak 203% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ekuitas pengembang ini juga meningkat menjadi Rp252 miliar pada Juni 2025 dari dari Rp239 miliar pada akhir 2024.
Direktur Utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) Bogat Agus Riyono mengatakan lonjakan signifikan ini menjadi indikator kuat bahwa Perseroan mampu bertumbuh dengan stabil di tengah tantangan sektor properti yang dinamis.
Menurutnya, pencapaian di kuartal II/2025 ini tidak dilihat sekadar sebagai peristiwa sesaat, melainkan sebagai stepping stone penting menuju stabilitas jangka panjang.
“Kami memandang kuartal II tahun ini sebagai titik kestabilan baru bagi perseroan. Bukan hanya karena kenaikan penjualan, tetapi karena seluruh elemen operasional, manajerial, dan strategi pasar kami mulai bergerak harmonis. Dengan pencapaian ini, investor dapat merasa lebih percaya diri untuk mempertimbangkan saham SWID sebagai bagian dari portofolio jangka panjang mereka.,” ujarnya dilansir Antara, Selasa (29/7/2025).
Baca Juga
Perseroan meyakini bahwa tren positif ini akan terus berlanjut pada kuartal ketiga dan keempat serta tahun-tahun mendatang, dengan ekspektasi kinerja yang semakin solid dan terukur. Penjualan unit apartemen diprediksi akan terus meningkat seiring dengan tersedianya unit-unit yang sudah siap serah terima dan peningkatan kebijakan di sektor ekonomi seperti penurunan SBI, percepatan penurunan suku bunga kredit, serta perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga akhir tahun.
Selain pertumbuhan penjualan yang signifikan, SWID juga melihat potensi kuat dari lini bisnis properti komersial khususnya sektor perhotelan. Dengan proyeksi kondisi ekonomi nasional yang terus menunjukkan pemulihan dan perbaikan daya beli masyarakat, Perseroan optimistis bahwa kontribusi recurring income dari segmen hotel akan menjadi salah satu penopang stabilitas pendapatan jangka panjang.
Menurutnya, recurring income ini tidak hanya memberikan arus kas yang stabil bagi Perseroan, tetapi juga menjadi landasan penting dalam mendukung
pertumbuhan yang tidak bergantung pada penjualan unit apartemen semata.
“Baiknya kinerja Perseroan pada kuartal kedua tercermin pada nilai ekuitas yang menunjukkan tren positif dengan kenaikan dari Rp239 miliar menjadi Rp252 miliar. Peningkatan ekuitas ini menjadi indikasi penguatan fundamental keuangan dan kepercayaan pemegang saham terhadap prospek jangka panjang Perseroan,” ucapnya.
Dengan neraca yang semakin baik serta struktur portofolio yang semakin sehat dan terdiversifikasi, SWID memosisikan dirinya sebagai pemain properti yang adaptif terhadap siklus ekonomi dan terus berkomitmen untuk menghadirkan nilai tambah berkelanjutan bagi semua pemangku kepentingan.
Untuk diketahui, perusahaan ini mengembangkan beberapa proyek di Yogyakarta yakni mixed-use building untuk Apartemen Mataram City, condotel yang dioperasikan sebagai The Alana Yogyakarta Hotel, Mataram City International Convention Center, serta Graha Indoland, sebuah condotel yang dioperasikan oleh Innside Hotel by Melia Yogyakarta. Lalu, proyek Banyu Bening The Villa Resort yang eksklusif di Rawa Pening di Kab. Semarang.