Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi di Jawa Tengah pada bulan September 2022 berada di 1,19 persen (mtm). Kenaikan harga komoditas yang diatur pemerintah, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM) di awal September telah memicu lonjakan harga-harga kebutuhan pokok hingga ke pelosok.
Dilihat dari kelompok pengeluarannya, kenaikan biaya transportasi yang mesti ditanggung masyarakat menjadi salah satu penyebab utama melonjaknya inflasi di Jawa Tengah pada September. BPS Provinsi Jawa Tengah mencatat, kelompok pengeluaran transportasi menyumbang 1,11 persen inflasi pada periode tersebut.
"Inflasi tertinggi, dari enam kota inflasi yang kita pantau, ternyata lebih banyak terjadi di Kota Kudus. Kota Kudus inflasi tertinggi mencapai 1,65 persen (mtm) dan secara year-on-year (yoy) walaupun tidak terlalu tinggi dibanding kota lain yaitu hanya 6,83 persen masih di bawah dengan Kota Surakarta yang mencapai 7,84 secara yoy," jelas Adhi Wiriana, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, dikutip Selasa (4/10/2022).
Adhi menjelaskan bahwa kenaikan harga BBM mendorong inflasi di hampir semua tempat pemantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Jawa Tengah. Di Cilacap misalnya, kenaikan harga bensin menyumbang inflasi sebesar 1,10 persen.
"Sementara komoditas yang mengalami deflasi hanya terjadi di Kota Semarang, terjadi deflasi 0,15 persen untuk angkutan udara. sementara untuk bawang merah di 6 kota inflasi semuanya terjadi deflasi, termasuk daging ayam ras juga di semua kota pantauan inflasi kami seluruhnya mengalami deflasi," jelas Adhi.
Di Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang, kenaikan harga bensin masih relatif terkendali dengan andil inflasi sebesar 1,08 persen. Secara umum, jika dibandingkan dengan Ibukota provinsi lain di Pulau Jawa, angka inflasi di Kota Semarang berada di urutan keempat tertinggi.
Kota Surabaya menjadi wilayah dengan angka inflasi tertinggi pada September 2022 lalu, tepatnya di angka 1,52 persen (mtm). Diikuti Kota Serang dan DKI Jakarta, masing-masing dengan 1,23 persen dan 1,21 persen secara month-to-month.
Adapun laju inflasi nasional pada September 2022 lalu berada di angka 1,17 persen (mtm). Secara yoy, angkanya mencapai 5,945 persen. "Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga kelompok administered prices di tengah penurunan inflasi inti dan deflasi pada kelompok volatile food," jelas Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, secara terpisah.
Efek Kenaikan BBM, Inflasi di Kudus Tertinggi se-Jateng
Di Jawa Tengah, kelompok pengeluaran transportasi jadi penyumbang inflasi terbesar pada September 2022 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : M Faisal Nur Ikhsan
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium