Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yogyakarta Gencarkan Pemantauan Kondisi Ternak, Antisipasi PMK

Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di wilayah DI Yogyakarta. Ratusan sapi dilaporkan terjangkit PMK.
Petugas DPKP Kota Yogyakarta melakukan pemeriksaan hewan ternak pada Senin (6/1/2025). Pemeriksaan tersebut menjadi bagian dari upaya pencegahan penularan wabah PMK di DI Yogyakarta./Ist-Pemkot Yogyakarta.
Petugas DPKP Kota Yogyakarta melakukan pemeriksaan hewan ternak pada Senin (6/1/2025). Pemeriksaan tersebut menjadi bagian dari upaya pencegahan penularan wabah PMK di DI Yogyakarta./Ist-Pemkot Yogyakarta.

Bisnis.com, SEMARANG - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali mewabah dan mengancam kesehatan hewan ternak. Berdasarkan laporan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi DI Yogyakarta, per 1 Januari 2025, ada 824 ekor sapi yang telah terpapar wabah PMK. Sebanyak 21 ekor di antaranya bahkan dilaporkan mati.

Menyusul perkembangan tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta meningkatkan pemantauan kondisi hewan dan edukasi kepada peternak. "Baik peternak individu maupun kelompok ternak, untuk mengedukasi terkait PMK. Tujuan utamanya dalam rangka pencegahan PMK masuk di wilayah Kota Yogyakarta," jelas Imam Abror, Medik Veteriner DPKP Kota Yogyakarta, Senin (6/1/2025).

Pemantauan dilakukan langsung ke kandang-kandang milik peternak di wilayah Kota Yogyakarta. Selain memberikan edukasi terkait kebersihan kandang, para peternak juga diimbau untuk tidak membeli hewan ternak dari luar daerah selama wabah PMK.

Sri Panggarti, Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan DPKP Kota Yogyakarta, mengimbau peternak untuk tidak panik dalam menghadapi wabah PMK di awal tahun 2025 ini. "Apabila terpaksa atau terlanjur membeli sapi baru, diarahkan agar dikarantina selama 14 hari dari sapi lain," jelasnya dalam siaran pers.

Kota Yogyakarta sendiri telah melakukan vaksinasi PMK pada Oktober 2024 silam. Untuk tahun ini, Sri menyebut bahwa pelaksanaan vaksinasi masih menunggu pasokan vaksin dari pusat. "Apabila ternyata tidak teranggarkan di pusat maupun DI Yogyakarta, nanti kami usulkan di anggaran perubahan," lanjutnya.

Pada perkembangan lain, upaya pengendalian PMK juga dilakukan oleh Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM). Satuan Tugas (Satgas) PMK dibentuk sebagai bentuk dukungan penanganan PMK di wilayah DI Yogyakarta maupun nasional.

"Tugas Satgas Penanggulangan PMK ini antara lain memastikan pencegahan dan penanganan PMK bisa dilakukan lebih cepat dan sistematis," kata Budi Guntoro, Dekan Fakultas Peternakan UGM, dalam siaran pers. Sebagai langkah awal, Budi menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan survei awal ke lokasi ternak yang terkena PMK di Kabupaten Gunung Kidul.

Budi menuturkan bahwa selain survei awal, ada beberapa langkah penting yang perlu diambil untuk mencegah penyebaran PMK. Salah satunya adalah dengan memastikan tindakan pencegahan kontaminasi baik dari dalam maupun luar daerah. "Keamanan ternak maupun manusia dan lingkungan menjadi prioritas. Untuk itu, diperlukan beberapa tindakan nyata seperti pengawasan lalu lintas keluar masuk kandang hingga isolasi ternak yang terkena PMK," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper