Bisnis.com, SEMARANG — Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami pertumbuhan tertinggi se-Jawa pada kuartal II/2025. Pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 5,49% (year on year/YoY), naik dari kuartal sebelumnya sebesar 5,11%.
"Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi se-Jawa serta lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Jawa dan Nasional yang masing-masing sebesar 5,24% (yoy) dan 5,12% (yoy)," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia DI Yogyakarta Sri Darmadi Sudibyo, Rabu (6/8/2025).
Sri Darmadi menjelaskan bahwa pada kuartal II/2025, lapangan usaha konstruksi, penyediaan akomodasi dan makan minum, serta industri pengolahan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi di daerah istimewa tersebut. Lapangan usaha konstruksi masih terpengaruh oleh proyek pembangunan jalan Tol Yogyakarta—Surakarta serta Yogyakarta—Bawen.
Sementara itu, industri pengolahan yang memproduksi minuman, pakaian jadi bukan rajutan, barang dari kulit, barang rajutan, kertas karton, serta perabot rumah tangga ikut mendorong laju PDRB DI Yogyakarta pada Kuartal II/2025.
Momentum libur hari raya Idulfitri dan Iduladha, liburan sekolah, serta penyelenggaraan berbagai event dan atraksi mendorong peningkatan kinerja lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum, sebagai dampak meningkatnya jumlah kunjungan ke DI Yogyakarta. Sri Darmadi melanjutkan, pertumbuhan ekonomi di DI Yogyakarta masih tertahan oleh kinerja sektor pertanian yang mengalami pergeseran pola tanam yang membuat musim panen raya tiba lebih awal.
Konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) masih menjadi kontributor utama PDRB dari sisi permintaan.
Baca Juga
"Momentum libur sekolah dan banyaknya cuti bersama mendorong pertumbuhan kinerja Konsumsi Rumah Tangga tetap positif, meski lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya seiring normalisasi pola konsumsi masyarakat pasca periode Ramadhan dan menjelang Idulfitri," jelas Sri Darmadi.
Adapun, komponen PMTB dipengaruhi oleh pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah DI Yogyakarta.
"Bank Indonesia DIY optimis pertumbuhan ekonomi DIY pada 2025 diprakirakan akan melanjutkan pertumbuhan positif pada kisaran 4,8%—5,6% [YoY]," ujarnya.
Keyakinan tersebut tercermin dari kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2025 sebesar 6,5% (YoY), implementasi program pemerintah, serta perbaikan kinerja pertanian seiring berakhirnya fenomena cuaca El Niño.
Di sisi lain, dinamika ekonomi dan geopolitik global diperkirakan menjadi tantangan dominan yang perlu diantisipasi guna menjaga pertumbuhan ekonomi DIY yang berkualitas dan berkesinambungan. Sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, dan Instansi terkait lainnya akan terus diperkuat guna meningkatkan perekonomian DIY.
Sri Darmadi menjelaskan bahwa pihaknya akan terus melakukan penguatan upaya sinergis untuk mendorong akselerasi konektivitas antar daerah, integrasi transportasi, serta penguatan promosi pariwisata. Di sisi lain, untuk mendorong kinerja sektor industri pengolahan, pihaknya juga akan mendorong diversifikasi produk ekspor untuk produk-produk lokal yang berpotensi masuk ke pasar internasional.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DI Yogyakarta juga akan memberikan insentif dan kepastian usaha untuk mendorong lebih banyak investor masuk ke wilayah tersebut.