Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KITB Bertransformasi Jadi KEK Industropolis Batang, Dukung Industrialisasi dan Hilirisasi

Dengan status sebagai KEK, maka KEK Industropolis Batang menawarkan berbagai insentif fiskal dan perizinan, seperti pembebasan atau pengurangan pajak.
PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) resmi berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang. /Foto: KITB
PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) resmi berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang. /Foto: KITB

Bisnis.com, SEMARANG — PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) resmi berstatus sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang setelah ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 20 Maret 2025. KEK Industropolis Batang menjadi KEK terbesar yang dimiliki oleh BUMN, dan satu-satunya yang menggabungkan tiga status sekaligus yakni bidang industri dan pengolahan, logistik dan distribusi, serta pariwisata. 

Dengan status sebagai KEK, maka KEK Industropolis Batang menawarkan berbagai insentif fiskal dan perizinan, seperti pembebasan atau pengurangan pajak. 

Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan mengatakan bahwa KEK tidak hanya akan dibangun sebagai pusat industri, tetapi juga akan dilengkapi dengan ekosistem yang memungkinkan terjadinya kolaborasi antara industri, pemerintah, dan masyarakat. 

"Dengan status KEK, kami semakin optimistis bahwa KEK Industropolis Batang akan menjadi magnet investasi yang kuat, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Kami menawarkan peluang investasi dengan fasilitas terbaik dan insentif luar biasa," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (26/3/2025).

KEK Industropolis Batang memiliki luas 2.886,7 hektare dari total pengembangan 4.300 hektare. Kawasan ini dilengkapi dengan infrastruktur yang didukung untuk mendukung industrialisasi dan hilirisasi dengan konektivitas ke pelabuhan, bandara, serta jaringan logistik nasional. 

Lokasi KEK Industropolis Batang berada di tengah tol Trans Jawa KM 371 dengan akses langsung ke Gerbang Tol KIT Batang. KEK ini juga berada di titik nol kilometer ke jalur pantura dan pelabuhan, dengan jarak tempuh sekitar 45 menit ke Bandara Ahmad Yani Semarang. 

KEK Industropolis Batang sebagai pusat ekonomi baru berfokus pada tiga sektor utama. Di sekor industri pengolahan, KEK menjadi rumah bagi industri manufaktur berteknologi tinggi seperti otomotif, elektronik, petrokimia, tekstil, serta makanan dan minuman. Sektor manufaktur ini akan meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal sebelum dipasarkan ke dalam maupun luar negeri. 

Di sektor logistik dan distribusi, KEK Industropolis Batang berperan sebagai simpul perdagangan global dengan fasilitas logistik yang terintegrasi, termasuk pelabuhan dan gudang berikat. 

Di sektor pariwisata, KEK Industropolis Batang akan mengembangkan konsep destinasi wisata industri dan ekowisata, untuk memberikan nilai tambah bagi industri kreatif dan hospitality. 

Sebelum ditetapkan status KEK, KITB telah menarik minat 27 tenant global yang berasal dari China, Taiwan, Jepang, Chili, Korea Selatan, Belanda, dan Amerika Serikat dengan industri yang mencakup solar panel, kaca, wood pellet, alas kaki, PVC, grinding ball, keramik, gas industri, hingga alat kesehatan. 

Hingga saat ini, total nilai investasi yang telah masuk mencapai Rp17,95 triliun. Dari 7 tenant yang telah beroperasi, kawasan ini telah menyerap 7.008 tenaga kerja, 80% di antaranya berasal dari Kabupaten Batang. 

Ngurah menambahkan bahwa dengan status KEK, KITB diproyeksikan akan menarik tambahan investasi senilai Rp75.8 triliun serta menciptakan 58.145 lapangan kerja baru. 

"Saat beroperasi penuh, KEK Industropolis Batang berpotensi menyerap hingga 250.000 tenaga kerja. Menjadikannya pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia," ujarnya.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper