Bisnis.com, SEMARANG - Bank Indonesia (BI) berupaya untuk meningkatkan kinerja sektor pariwisata di Jawa Tengah (Jateng).
Langkah itu diambil sebagai strategi penguatan ekonomi domestik di tengah potensi pelemahan kinerja ekspor imbas penerapan tarif resiprokal di Amerika Serikat (AS).
"Beberapa tujuan wisata eksotis Timur Tengah masih terganggu [karena perang]. Seperti Yordania, Oman, Arab Saudi, itu akan terganggu. Kita bisa memanfaatkan momentum itu," kata Rahmat Dwisaputra, Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Senin (14/7/2025).
Sejak 2018, BI telah memberikan dukungan pada sektor pariwisata Jawa Tengah melalui sejumlah program pembinaan dan bantuan.
Rahmat menyebut, bantuan pengolahan sampah di destinasi wisata unggulan Jawa Tengah telah diberikan BI di kawasan Dieng dan Karimunjawa.
Sementara itu, di Grobogan, BI juga telah menginisiasi pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) berbasis briket.
Baca Juga
BI juga ikut memberikan perhatian dalam bentuk penguatan infrastruktur pembiayaan. Utamanya melalui perluasan penggunaan teknologi Quick Response Indonesian Standard (QRIS) agar bisa digunakan baik di dalam maupun luar negeri.
Pengembangan layanan QRIS internasional itu bakal difokuskan untuk menjangkau sister city Jawa Tengah.
Hingga Juli 2025, transaksi QRIS dari wisatawan mancanegara di Jawa Tengah telah mencapai angka 67.000 transaksi. Terbanyak dilakukan oleh wisatawan Malaysia, Thailand, dan Singapura.
"Kami juga terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada para pelaku dan penggerak pariwisata. Ada namanya edukasi penggunaan QRIS Without Border," ucap Rahmat dalam konferensi pers yang digelar di Kota Semarang.
Strategi promosi juga dilakukan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah lewat pengembangan aplikasi Jejak Wisata Sejarah atau Jasirah.
Untuk mendorong penggunaan aplikasi itu, BI bakal menggelar Jasirah Race pada 25-27 Juli 2025 di 5 kota sekaligus.
"Mudah-mudahan juga akan memecahkan rekor MURI, karena kunjungan wisata sejarah menggunakan kereta api terpanjang," ucap Rahmat.
Sebagai informasi, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang Jawa Tengah pada Mei 2025 tercatat sebesar 44,40%, turun 1,88 poin secara bulanan atau month-to-month (mtm) dan melemah 4,66 poin secara tahunan atau year-on-year (yoy). Untuk hotel nonbintang, TPK berada di level 23%, terkoreksi 1,99 poin mtm dan 0,68 poin yoy.
Pada Mei 2025, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk melalui Bandara Adi Soemarmo tercatat hanya sebanyak 148 orang, terdiri dari 146 warga negara asing dan 2 penduduk luar negeri.
Pada saat yang sama, pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) asal Jawa Tengah mencapai 11,34 juta perjalanan, turun 22,32% dibandingkan April namun tumbuh 5,79% secara tahunan.