Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembelajaran Tatap Muka di Solo, Begini Skemanya

Kami akan meminta izin orang tua terlebih dahulu, apakah mereka memperbolehkan anaknya ikut pembelajaran tatap muka.
Sejumlah siswa mengikuti sosialisasi penggunaan masker./Antara-Asprilla Dwi Adha
Sejumlah siswa mengikuti sosialisasi penggunaan masker./Antara-Asprilla Dwi Adha

Bisnis.com, SOLO—Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim di sekolah di seluruh zona mulai Januari 2021. Hal itu diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.

Ketua Pelaksana Satuan Petugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan pihaknya siap mengikuti kebijakan tersebut namun dengan catatan mengutamakan pengendalian persebaran virus SARS CoV-2.

“Kami akan meminta izin orang tua terlebih dahulu, apakah mereka memperbolehkan anaknya ikut pembelajaran tatap muka. Sesudah itu, baru sekolahnya. Apakah sekolahnya siap tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan? Kami enggak ingin kegiatan belajar mengajar menjadi klaster persebaran Covid-19,” kata dia, saat dihubungi JIBI, Minggu (22/11/2020).

Ahyani mengatakan jika orangtua mengizinkan dan sekolah siap, maka proses selanjutnya adalah mengetatkan kelas tatap muka.

Siswa yang mengikuti kegiatan tersebut dibatasi sehingga bisa menjaga jarak. Misalnya, membagi murid yang tatap muka dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara adil, sehingga harus menyusun jadwal pertemuan dalam satu bulan.

“Bergilir, hanya yang siap seperti simulasi. Kalau satu kelas yang siap hanya 15 anak, ya sudah, itu saja. Harus komitmen orang tua dan sekolah. Kalau enggak ada komitmen, ya enggak usah. Sebenarnya jika pusat sudah memutuskan, kami mengikuti. Tapi, pengendalian harus tetap. Salah satunya pre maupun post pertemuan tatap muka wajib dilakukan rapid test,” jelasnya.

Ahyani mengatakan hasil evaluasi sementara dalam simulasi pembelajaran tatap muka belum lama ini menunjukkan ada kalangan guru dan siswa yang hasil uji cepatnya reaktif.

Mereka langsung dilarang mengikuti pembelajaran dan wajib menjalani uji swab. Apabila hasil uji swabnya positif maka simulasi akan dipindah ke sekolah lain yang siap.

“Hasil swabnya negatif, jadi lanjut simulasi. Ini SMA sudah mulai mengajukan tatap muka. Sementara simulasi di SMP dan SMA, SD menyusul ke depan,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Solopos

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper